DENPASAR, MS – Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto meminta umat Islam di Bali tidak ikut berunjuk rasa di Jakarta pada 25 November dan 2 Desember 2016 nanti. “Kalau bisa zero atau nol. Mari kita berdoa bersama-sama di masjid di Bali saja,” tuturnya dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh muslim, Selasa (22/11).
Dia menyebut, unjuk rasa dengan jumlah massa yang mencapai ratusan ribu rawan akan penyusupan sebagaimana telah terjadi pada demonstrasi 4 November 2016 lalu. Aksi yang awalnya damai kemudian berujung kerusuhan dengan adanya penyerangan dan pembakaran kendaraan milik polisi. “Padahal truk itu dibeli dengan uang rakyat. Jadi dari bapak-bapak juga. Jadi siapa yang dirugikan,” ujarnya.
Sugeng menambahkan, para penyusup itu sulit dicegah karena merupakan kelompok terlatih. Kapolda berujar, permasalahan terus dikembangkan oleh kelompok-kelompok tersebut. Berawal dari isu penistaan agama, permasalahan lalu dikaitkan dengan isu Pilkada dan bisa jadi akan dikembangkan sebagai upaya menggulingkan pemerintahan. Penjelasan Kapolri mengenai adanya kelompok yang akan melakukan makar itu, menurut Sugeng, berdasarkan informasi intelijen yang akurat namun tidak bisa dijelaskan secara detail di forum.
Sugeng melanjutkan, proses hukum kasus dugaan penistaan agama akan berjalan secara transparan dan sesuai dengan prosedur hukum. Karena itu, dia meminta semua pihak mempercayakan proses hukumnya kepada kepolisian. “Mari kita fokus pada masalah-masalah yang ada di Bali,” ucapnya.
Pertemuan itu dihadiri oleh puluhan tokoh umat Islam dari berbagai organisasi keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Nadhatul Ulama, Hidayatulaah, Hizbut Tahrir, Himpunan Mahasiswa Islam, dan lain-lain. Mereka diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat mengenai upaya menjaga keamanan Bali agar tak terimbas oleh perkembangan politik di Jakarta.
Ketua MUI, Taufik As’adi meminta umat Islam di Bali menjaga keamanan dan kenyamanan bersama sehingga bangsa ini bisa selamat dari ujian yang kini sedang kita hadapi. “Saya juga setuju untuk lebih fokus menjaga Bali, mari kita berdoa agar Bali tetap aman dan nyaman,” ujarnya. Namun dia mengaku tidak bisa mengeluarkan larangan untuk tidak mengikuti unjuk rasa di Jakarta karena bukan merupakan kewenangannya dan merupakan pilihan pribadi masing-masing. (Tmp/In)