JAKARTA, MS – Perkebunan kelapa sawit Cargill di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat konsekuensi meningkatkan upaya dalam membantu masyarakat di sekitar konsesi perkebunan untuk mencegah dan melindungi lahan dari kebakaran. Hal ini diungkapkan Richard Low, Chief Executive Officer, Cargill Tropical Palm Holdings Pte Ltd, Selasa (18/6/2019).
Menurut Richard melindungi lahan dari kebakaran merupakan upaya bersama yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan agar dapat mencegah kebakaran lahan secara efektif. “Ya, selain itu membantu masyarakat menanggulangi kebakaran lahan, diperlukan kerja sama yang erat antara masyarakat setempat, pemerintah daerah dan kami dalam Program Desa Bebas Api Cargill,” ungkap Richard.
Dijelaskan Richard, perkebunan kelapa sawit Cargill di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat sebagai bagian dari langkah Cargill akan menyediakan pembaruan informasi secara daring yang dilakukan secara berkala mengenai pemantauan titik api di konsesi perkebunan kelapa sawit perusahaan hingga akhir musim kemarau.
Langkah ini menegaskan kembali komitmen berkelanjutan Cargill dalam menyediakan informasi yang transparan bagi para pemangku kepentingan serta meningkatkan upaya dalam membantu masyarakat di sekitar konsesi perkebunan kelapa sawit Cargill untuk mencegah dan melindungi lahan dari kebakaran.
Bahkan, pihaknya menerbitkan pembaruan informasi secara daring mengenai pemantauan titik api merupakan bagian dari kebijakan “No-Burn” atau kebijakan tidak membakar sejak 2005. Pada 2016, Cargill meluncurkan Program Desa Bebas Api Cargill bersama-sama dengan pemerintah daerah yang bertujuan memberdayakan masyarakat lokal untuk mencegah dan mengawasi lahan dari kebakaran yang berfokus kepada pecegahan dan deteksi kebakaran, pemantauan dan pencegahan kebakaran lahan.
“Hingga kini, Program Desa Bebas Api Cargill meliputi 26 desa di daerah rawan kebakaran di sekitar perkebunan kelapa sawit Cargill di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Sebagai bagian dari program tersebut, anggota masyarakat dari berbagai desa yang berpartisipasi dalam program ini mengikuti serangkaian lokakarya pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka dalam menangani kebakaran lahan,” ujarnya.
Cargill belum lama ini juga meningkatkan kemampuan dalam pemantauan titik api dengan menggunakan teknologi terbaru penginderaan termal di perkebunan Cargill yang terletak di Mukut, Banyuasin, Sumatera Selatan. Kamera penginderaan termal tersebut dapat mendeteksi titik api dan asap dalam radius lima kilometer di areal perkebunan seluas 9.000 hektar serta meningkatkan sistem pendeteksian titik api yang dimiliki Cargill saat ini.
“Ketika kamera penginderaan termal tersebut dipadukan dengan alat-alat pendeteksian yang sudah ada, seperti menara pantau api dan pesawat nirawak (drone), teknologi ini menghasilkan pemantauan yang lebih komprehensif terhadap daerah-daerah rawan kebakaran,” pungkasnya. (ril)