BENGKULU, MS – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang kasusnya semakin meningkat seiring curah hujan tinggi menjadi ancaman bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
Penyakit DBD masih dikategorikan sebagai endemis di seluruh wilayah Indonesia, tanpa terkecuali di Bengkulu Selatan. Hal itu dikarenakan tempat bersarang dan berkembang biaknya nyamuk pembawa virus dengue, yaitu nyamuk aedes aegypti berada di lingkungan sekitar tempat manusia hidup.
Untuk itu Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan menggelar kegiatan Gerakan Bersama Memberantas Jentik Nyamuk di Desa Beringin Datar, Jumat (27/12/2019).
Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan, Siswanto SE M.SI mengatakan, nyamuk aedes berbeda dengan nyamuk anopheles, si pembawa virus malaria yang memilih genangan air yang kotor untuk menelurkan jentik-jentik nyamuk.
“Banyak hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk membersihkan lingkungan dengan 3M Plus, yaitu menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi mengatakan nyamuk penular penyakit DBD menyukai genangan air yang bersih untuk berkembang biak. Tidak heran kalau nyamuk aedes aegypti bisa hidup di sekitar pemukiman manusia.
“Menguras bak mandi secara rutin sangat membantu dalam mencegah adanya jentik nyamuk yang hidup di dasar kolam. Jika ada kolam di taman sebaiknya ditaruh ikan pemakan jentik seperti ikan mujair atau cupang,” pesan Bupati.
Ditambahkannya, perhatikan pula berbagai barang bekas, seperti ember, kaleng, atau ban yang bisa saja menampung air ketika hujan datang. Segera buang air tersebut agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
“Galakan gotong royong dan jaga kebersihan. Terutama yang dapat menjadi sarang nyamuk,” pungkasnya.