oleh

Firdaus Cik Olah Kembalikan Formulir ke PDIP

LUBUKLINGGAU, MS – Firdaus Cik Olah satu dari 10 balon kandidat bupati Mura yang mengembalikan formulir pendaftaran di DPC PDI Perjuangan Mura. Keseriusan Wakil Ketua I DPRD Mura ini tak perlu diragukan lagi, hal ini terlihat jelas dalam berkas pencalonan dirinya yang memuat 8 visi dan misi bagi pembangunan Kabupaten Mura kedepan. Jumat (11/10) sekitar pukul 14.00 Wib.

Kedatangan Firdaus didampingi anggota dewan lainnya dari Fraksi Golkar seperti Rosalia dan Jahuri serta fungsionaris DPD II Partai Golkar Mura. Pengembalian ini diterima langsung Ketua Penjaringan Bacabup Bacawabup DPC PDIP Awam Abdullah.

Awam Abdullah menyatakan, pihaknya mengapresiasi keseriusan Firdaus Cik Olah setelah mengambil formulir bulan lalu, kali ini mengembalikannya.

“Kami apresiasi terhadap pengembalian formulir oleh Firdaus Cik Olah, berkas kami nyatakan lengkap dan semua berkas yang telah dikembalikan kandidat diserahkan ke DPD PDIP Sumsel, karena hari ini adalah hari terakhir pengembalian formulir. Ada 15 kandidat yang mengambil, hanya 10 orang mengembalikan. Termasuk, apakah ada survey atau tidak, kami serahkan semuanya ke DPD,” ujarnya.

Sementara, Firdaus Cik Olah kepada wartawan mempertegas soal pasangan masih penjajakan dan dalam penjaringan.

“Idealnya berbicara soal pasangan ini figur mendongkrat suara termasuk keterwakilan wilayah. Soal ini, belum ditentukan juga melihat penjaringan dipartai yang ada. Pollitik itu dinamis, artinya siapapun akan melihat kans,” ujarnya.

Teranyar, soal tokoh Musi yang banyak muncul dan digadang menjadi kandidat. Pesta demokrasi ini, membuka seluas-seluasnya baik dari Musi sendiri, keterwakilan perempuan dan faktor lainnya, artinya ada antusias setiap wilayah untuk membangun Mura. Karena hal ini tidak berbicara satu kelompok, golongan dan keterwakilan saja.

Termasuk ditubuh Golkar sendiri, masih jauh membahas apakah Golkar mengusung kader atau orang luar, tentunya objektif dan rasional terhadap hasil survey dan satu visi dengan partai itu sendiri.

“Tentunya yang paling utama, pemimpin itu harus ada gagasan dan ilmu, sehingga menjadi konsep kerja untuk membangun. Yang krusial saat ini faktor kemiskinan, Mura mayoritas masyarakatnya petani dan perkebunan dengan harga komoditas perlu ditingkatkan harga jualnya,” tambahnya.

Hal ini sejurus dengan visinya yakni, terwujudnya kawasan agrikultur yang didukung sistem pendidikan yang siap kerja untuk mencapai Musirawas yang sehat dan religius.

Pada misinya yang tercantum dalam 8 misi yakni mewujudkan ketahanan pangan dan jaminan subsidi bagi pelaku disektor pertanian dan perkebunan, mewujudkan pendidikan vokasi dan balai latihan kerja berbasis sumber daya daerah, memperkuat lembaga keagamaan sebagai pusat akhlak dan sosial-ekonomi ditengah masyarakat, mewujudkan jaminan kesehatan pada masyarakat kurang mampu, meningkatkan pelayanan publik berbasis keterbukaan yang dapat diakses seluruh masyarakat, membentuk pusat-pusat ekonomi baru dengan memfungsikan aset-aset pemerintah daerah untuk menarik investor untuk berinvestasi, meningkatkan infrastruktur pembangunan jalan dan jembatan untuk memberikan akses yang lancar pada masyarakat serta meningkatkan mutu saluran irigasi dan mengoptimalkan bendungan sebagai pusat perairan yang mendukung persawahan masyarakat, dan mewujudkan transportasi publik yang menghubungkan setiap wilayah di Kabupaten Musirawas. (dhia)

News Feed