• Kisah Tragis Korban Ilegal Drilling
PALEMBANG, MS – Suara dentuman sangat keras seperti bunyi ledakan bom. Sebuah sumur minyak illegal di Talang Sabah, Dusun III, Desa Tanjung Keputren, Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, tahun 2016 lalu meledak. Suara jeritan histeri terdengar dilokasi tersebut. Kejadian ini tidak bisa dilupakan dalam ingatan A Taufik (42) warga Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan (Selatan) salah satu korban ledakan.
Betapa tidak peristiwa itu mengakibatkan luka bakar di kedua tangan, kedua telapak kaki, tubuh, dan telinga bagian kiri. Penyesalan hingga membuat cacat seumur hidup harus dialami pria tiga orang anak ini.
Maksud hati ingin mengubah nasib, dengan bekerja membantu penambang minyak tradisional, suami dari Rini ini meninggalkan pekerjaannya sebagai pedagang pisang goreng. Namun, baru seminggu bekerja di tambang minyak tradisional di Talang Sabah, Dusun III, Desa Tanjung Keputren, Kecamatan Plakat Tinggi, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi korban ledakan.
Taufik warga Kota Sekayu ini merupakan salah satu dari korban sumur tambang minyak illegal di Kabupetan Musi Banyuasin tahun 2016 lalu. Awal cerita dirinya bekerja di tambang sumur minyak illegal itu atas ajakan teman. Saat itu, temannya menawarkan untuk bekerja di sumur minyak illegal itu dengan imbalan yang lumayan besar. “Aku ikut kerja disana waktu itu karena tergiur memperoleh uang jutaan,” kenang pria yang memilik tiga orang anak ini, Senin (1/11/2021).
Tanpa pikir panjang dan dampak yang akan ditimbulkan dirinya langsung mengikuti ajakan temannya tersebut. “Aku kerja di sumur minyak itu baru satu minggu,” ujarnya.
Saat itu, di sumur minyak ilegal tersebut para pekerja melakukan kegiatan seperti biasa yakni menambang atau molot minyak mentah dari dalam sumur. Lantaran kurangnya pengetahuan dan sistem keamanan, membuat seorang pekerja dengan leluasa membawa benda berbahaya.
Saat salah satu pekerja hendak merokok dengan menyalakan api dari korek yang dibawa. Gas yang keluar dari dalam sumur langsung menyambar dan dengan seketika menimbulkan kobaran api yang sangat besar. Mengetahui hal itu, sejumlah pekerja langsung pontang panting menyelamatkan diri dari ledakan dan kobaran api.
Namun nahas bagi Taufik tersebut terlambat menyelamatkan diri sehingga mengalami luka bakar pada bagian tubuh, mulai dari tangan, hingga kaki. “Aku saat itu tidak sempat menyelamatkan diri lagi. Karena ledakan tiba-tiba, semburan api langsung kemana-mana. Aku tersungkur,” kenang pria yang saat ini bekerja sebagai buruh bangunan.
Lantas, ledakan sudah tidak ada lagi, teman Taufik memberikan pertolongan membawa dirinya ke Rumah Sakit (RS) Sekayu. “Dalam pikiran aku saat itu, mati aku kena ledakan itu. Dan tepikir nasib anak dan istri saat itu,” ujar Taufiq berlinang air mata sambil mengucapkan syukur kepada Allah masih bisa selamat dalam kejadian itu.
Setelah beberapa minggu dari rumah sakit, dirinya diperbolehkan pulang untuk pemulihan dirumah. “Sedih pak, lihat badan, tangan, kaki, dan telinga ini cacat. Ini cacat seumur hidup nian,” keluhnya.
Namun, dirinya tidak berputus asa untuk memberikan nafkah buat anak istri. “Alhamdulillah waktu itu, ada saudara yang bantu modal buat istri jualan di pasar. Dan dibantunya juga buat keperluan sehari-hari selagi aku belum ada kerjaan waktu itu,” ungkapnya.
Saat ini dirinya bersyukur bisa hidup tenang dengan rezeki yang halal. “Aku biarlah kerja kasar seperti ini, yang penting bersyukur bisa memberi makan dan biaya sekolah anak. Dan alhamdulillah, anak aku yang nomor satu sudah kerja di perkantoran di Palembang,” ujarnya.
Diujung percakapan, ia meminta agar masyarakat untuk tidak bekerja di sumur minyak illegal. “Risiko jadi korban ledakan sangat tinggi, kan itu minyak dan gas. Tau sendiri. Cukup saya saja yang merasakan hal ini,” pintanya.
Dampak Ekonomi atau Eksploitasi Para Cukong
Sementara Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Anggono Mahendrawan dalam acara webinar Local Media Briefing yang diselenggarakan SKK Migas Sumbagsel, Jumat (5/11) mengatakan, sumur ilegal masih marak terjadi dan bahkan menjadi penopang ekonomi masyarakat tanpa pertimbangkan aspek keselamatan. Mereka (para penambang illegal, red) tidak memikirkan dampak rusak biasa akibat illegal drilling.
“Kebakaran sumur illegal dan membuat korban jiwa serta merusak lingkungan tapi tak menyurutkan oknum menghentikan sumur illegal,” tegas Anggono.
Bahkan, muncul wacana revisi Permen. Dan relaksasi penurunan spesifikasi teknis, ini tidak seirama dengan upaya penurunan sumur ilegal.
Dalam kegiatan ilegal drilling itu sendiri, menurut Anggono, tidak mengikuti kaedah teknik dalam kegiatan pemboran. “Apakah sumur ilegal memberikan ekonomi atau hanya menjadi eksploitasi para cukong?,” ujarnya.
Jika dilihat dampak ilegal drilling sangat besar bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan. Risiko dilapangan yang ujungnya masyarakat tanggung beban dan dampaknya.
“Coba lihat saat ini di wilayah Sumsel dan Jambi semakin marak illegal drilling,” pungkasnya.
Ia menjelaskan, keweangan SKK Migas sendiri melakukan pengedalian hulu migas bersama KKKS. “Kita ini (SKK Migas, red) diminta bantu oleh pemerintah. Tidak jelas kompetensinya bagi pendapatan bagi daerah apalagi pusat. Tapi yang jelas dampak yang ditinggalkan akan ditanggung semua pihak,” katanya.
Untuk itu perlu pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak ilega drilling. “Semua bisa dilakukan kalau kita bersama-sama serius menangani illegal drilling,” harapnya.
Terbitkan Perpres
Terpisah, Pengamat publik Ade Indra Chaniago sekaligus Dosen Magister Informasi dan Komunikasi Stisipol Candradimuka Palembang menanggapi permasalahan ilegal drilling ini yang tidak tuntas permasalahannya. “Bukan saat ini saja illegal drilling ini, tapi sudah berapa tahun lalu ini terjadi. Bahkan sampai memakan korban jiwa,” ujar Ade, Sabtu (6/11/2021).
Sebenarnya, permasalahan ini bisa diatasi apabila ada Peraturan Presiden (Perpres) yang menyatakan pelarangan illegal drilling. “Kalau presiden sudah membuat aturan selasai lah itu urusannya. Semua pihak terkait diperintahkan untuk menutup illegal drilling itu tanpa terkecuali. Karena sudah banyak contoh, kalau Presiden turun tangan urusan cepat diselesaikan,” pungkasnya. (novas riady)
