oleh

Iwan Budianto Ketua Pelaksana Piala Presiden 2017

JAKARTA, MS – Kepala Staf Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto ditunjuk PSSI sebagai ketua pelaksana Piala Presiden 2017. Pelibatan operator tak dilakukan selama turnamen pramusim Liga Indonesia 1 tersebut.

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menegaskan, tak ada pihak ketiga dalam Piala Presiden 2017. Yang ada, kata dia, panitia lokal masing-masing tuan rumah tempat laga berlangsung. “Bahwa penyelenggaraan Piala Presiden, sepenuhnya dikelola oleh PSSI dan diketuai oleh Iwan Budianto,” ujar Edy, Minggu (29/1/2017).

Dalam pernyataan resmi PSSI, federasi nasional mengakui telah membentuk PT Liga Indonesia Baru. Perusahaan tersebut, merupakan pihak ketiga sebagai operator kompetisi milik federasi nasional dan klub-klub di Indonesia. Perusahaan tersebut, tak lain merupakan kelanjutan dari PT Liga Indonesia, yang selama ini menjalankan kompetisi resmi sepak bola nasional.

Semula, PT Liga Indonesia Baru yang akan menjalankan Piala Presiden tahun ini. Namun rencana federasi dibatalkan sendiri. “PT Liga Indonesia Baru akan menjadi operator kompetisi di Liga 1 yang akan bergulir mulai 26 Maret,” demikian dalam pernyataan resmi PSSI.

Direktur Media PSSI, Hanif Thamrin dalam kesempatan yang lain mengatakan, persiapan Piala Presiden hanya tinggal menunggu penyusunan lengkap regulasi turnamen. Soal peserta dan tuan rumah sudah final. Tahun ini, kata dia, turnamen tersebut, sudah dipastikan diikuti sebanyak 18 kesebelasan dari kasta utama dan tambahan dua kesebelasan teratas di kasta kedua.

Semua peserta, akan terbagi ke dalam lima grup di lima tuan rumah. Adapun sola tuan rumah, Piala Presiden dipastikan akan digelar di lima kota. Yakni, Sleman di Yogyakarta dan Bandung di Jawa Barat (Jabar), serta Madura juga Malang di Jawa Timur (Jatim). Satu tuan rumah lainnya, yakni Bali. Laga pembuka, akan digelar pada 4 Februari di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Sedangkan laga final, rencananya akan dilakukan pada 19 Februari, di Stadion Pakansari, Bogor.

PSSI, pun dikatakan Hanif sudah menyetujui regulasi tetap dalam pelaksanaan Piala Presiden. Terutama soal pembatasan pemain. Masing-masing kesebelasan, kata dia hanya boleh mendaftarkan sebanyak 25 pemainnya. Dari jumlah tersebut, lima pemain di antaranya harus berasal dari U-23. Pemain junior, diharuskan turun lapangan sebanyak tiga orang.

Jika terjadi pergantian pemain dari U-23 tersebut, pelatih harus menggantinya dengan pemain dari kategori usia yang sama. Batasan lain yaitu, soal batas usia maksimal pemain yang diwajibkan di bawah 35 tahun. Setiap kesebelasan, hanya dibolehkan menurunkan pemain di atas usia 35 tahun, sebanyak dua orang. PSSI, juga membatasi partisipasi pemain asing, dengan cuma membolehkan dua pemain non Asia dan satu pemain dari Asia.

Hanif menjelaskan, regulasi ketat tersebut, lantaran PSSI menghendaki Piala Presiden sebagai simulasi aturan selama Liga Indonesia 1, mendatang. Pun, sebagai kesempatan bagi kepelatihan timnas Garuda Indonesia, melihat potensi-potensi pemain lokal di dalam negeri. “Piala Presiden ini memang ajang juga bagi pelatih (timnas) Luis Milla untuk bisa mengeksplore pemain-pemain lokal nanti,” kata dia.

Selain sudah memastikan regulasi, dan jadwal laga, PSSI juga sudah memastikan kompensasi tuan rumah dan uang tanding atau match fee untuk masing-masing kesebelasan. Selama babak penyisihan grup, kesebelasan pemanang berhak atas Rp 150 juta. Tim yang kalah, dipastikan dengan Rp 50 juta. Jika imbang, masing-masing kesebelasan dijanjikan Rp 100 juta.

Sementara hadiah utama Piala Presiden, PSSI akan mengganjar peraih podium juara dengan uang kontan Rp 3 miliar. Peringkat kedua, dijanjikan hadiah Rp 2 miliar. Paling buncit, peraih peringkat ketiga dan keempat, masing-masing akan mendapatkan Rp 1 miliar dan Rp 500 juta. (rep/in)

News Feed