oleh

Lembaga Adat Turut Selesaikan Masalah Sosial

LUBUKLINGGAU, MS – Lembaga Adat Kota Lubuklinggau, melaksanakan pelantikan kepada 360 orang Lembaga Adat tingkat Kecamatan dan Kelurahan di Gedung Kesenian Sebiduk Semare, Selasa (4/10).

Pelantikan ini, dihadiri Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe, Wakil Walikota Lubuklinggau, H Sulaiman Kohar, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuklinggau, H Parigan Syahrin, Ketua DPRD Kota Lubuklinggau, H Rodi Wijaya. Termasuk, anggota DPRD Kota Lubuklinggau, Hendi Budiono, Ketua Lembaga Adat, H Abu Nawas, Kapolres Lubuklinggau, AKBP Hajat Mabrur Bujangga, serta jajaran kepala SKPD, Camat dan Lurah dalam Kota Lubuklinggau.

Dalam kegiatan tersebut, Walikota secara resmi mengajak dan mengundang 360 pengurus Lembaga Adat ini, untuk menghadiri Paripurna Istimewa Peringatan HUT Kota Lubuklinggau ke-15 yang dilaksanakan di Gedung DPRD Lubuklinggau yang baru, yakni di Kelurahan Petanang, Kecamatan Lubuklinggau Utara I.

“Terbentuknya Lembaga Adat ini, merupakan grand design dalam membangun Kota Lubuklinggau seutuhnya. Dalam pengertian bahwa, tidak hanya pembangunan fisik yang dilakukan tapi juga non fisik. Ini juga sebagai langkah untuk menyelesaikan persoalan sosial di masyarakat, dimana juga sudah dimulai dengan G4M dan juga dibentuknya Polmas. Lembaga ini menyentuh hingga tingkat kelurahan terdekat, bahkan hingga ke tingkat RT untuk melengkapi ketokohan di masyarakat yang dibangun kembali. Ketokohan ini, selama ini hanya status di masyarakat saja,” ungkapnya, Selasa (4/10).

Ditegaskannya, upaya ini merupakan wujud nyata dan kongkret, bahwa memang ada tokoh masyarakat, sehingga melalui lembaga adat yang bisa jadi panutan di setiap lingkungan masing-masing. Sebab, tidak hanya walikota dan pejabat di Pemkot Lubuklinggau saja yang jadi panutan.

“Ketiga kelembagaan ini nanti bersinergi membantu aparat kepolisian untuk menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat yang tidak harus diselesaikan secara hukum kepolisian. Ini baru langkah-langkah dan cita-cita awal, dan ini jadi harapan utama kedepan, karena tidak gampang seperti membalikkan telapak tangan. Tentunya, ini bukan seremoni belaka, tapi lembaga adat sudah studi ke Bali, Sumbar dan Rejang Lebong, Bengkulu untuk belajar kombinasi terhadap keadatan ini. Karena memang, di Lubuklinggau adatnya berbaur, tidak hanya Lubuklinggau, Musirawas dan Muratara, tapi juga ada adat lain seperti Jawa, Sunda, Ogan, Komering, Musi, Lahat dan sebagainya. Diharapkan, juga nanti mengidentikkan setiap adat kesukuan ini, seperti pernikahan, undangan dan acara syukuran yang sudah banyak dilaksanakan masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Abu Nawas mengaku, pelantikan ini sebagai langkah awal pemangku adat untuk bergerak merealisasikan program (action).

“Setelah dilantik ini kami adakan pembekalan dan bisa menerapkan di lingkungan masing-masing. Utamanya menyelesaikan permasalahan di masyarakat ,apa yang jadi persoalan jangan terpaku pada kepolisian saja, tapi ini bisa selesai secara musyawarah dan mufakat,” ungkapnya. (sen)

News Feed