Puluhan warga Palembang hingga pecinta Budaya Rebo Kasan ramaikan acara tradisi Budaya Rebo Kasan bulan Syafar di area danau Jakabaring Spot City (JSC) Palembang, yang jatuh tanggal Rabu (20/8/2025) atau 26 Syafar 1447 H.
Ketua Pelaksana, Mirza Indah Dewi mengatakan, bahwa tradisi Rebo Kasan atau dikenal juga Rebo Akhir ininmerupakan tradisi yang hanya dilakukan pada Rabu terakhir pada bulan Safar.
Menurutnya berdasarkan Informasi dari Ustad Kiagus Amin Wahid yang sering menjadi imam sholat sunnah Mutlak di Langgar Sukalilah 16 ulu bahwa Pada Hari Rabu akhir ini Allah menurunkan 320.000 balak kemuka bumi.. untuk itu kita minta perlindungan Allah SWT. Yang mempercayai hal ini adalah orang- orang Tamkin,yaitu orang -orang yang mendekatkan diri pada Allah SWT.
Berdoanya sendiri dilakukan dengan cara shalat, mensucikan diri, hingga bersedekah. “Ada 3 kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan ini seperti mandi safar, shalat sunnah mutlak di masjid Al-Rahman, kemudian bekela yang merupakan arti kata Ella yang memiliki makna menghindari balak,” katanya.
Untuknya lagi sedekah yang dilakukan secara makan bersama di dekat sungai ataupun danau, dalam hal ini dilakukan didekat danau yang ada di JSC Palembang.
“Dimana kita ketahui bahwa orang Palembang dulu kalau makan ingin dekat dengan alam, untuk keluarga membawa makanan masing-masing,” tambahnya.
Dan kemudian makanan ini akan digabungkan dengan makanan lainnya dari keluarga lainnya, sehingga akan bertukar makanan satu sama lainnya.
“Bahkan bila masih adanya makanan dan diberikan kepada anak yatim ataupun orang yang membutuhkan, hingga orang sekitar,” bebernya.
Kegiatan bakela juga akan hiburan kesenian, ada yang main musik, bernyanyi hingga menari, sehingga dapat mempererat hubungan sesama.
Kegiatan ini sendiri diadakan 1 tahun sekali dan pihaknya sangat sayangkan bahwa kegiatan ini sendiri hampir punah. Bahkan banyak generasi muda yang tidak mengetahui tradisi ini.
Ada beberapa tempat yang masih melakukan tradisi ini seperti Masjid Ishlah di daerah 14 Ulu, mushola Sukalilah di daerah 16 Ulu, Sukadamai daerah 14 Ulu,daerah 7 Ulu dan di masjid Sultan 1 ilir
Acara Bekela di hadiri juga oleh Asisten 2 Pemkot Ir AR HKM Isnaini Madani M.T IAI yang selalu mengikuti dan perhatian dengan acara ini sejak tahun 2018 akan mengupayakan agar acara ini menjadi Agenda Pariwisata dan Budaya Kota Palembang dan mendukung penuh kegiatan ini
Sementara itu, Plh Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Provinsi Sumsel, Agung Saputro, SS., M.Si mendukung kegiatan yang dilakukan tersebut.
“Kita mendukung kegiatan ini, kemudian meminta agar tradisi Budaya Rebo Kasan ini diusulkan untuk dijadikan warisan Tak benda sehingga akan menjadi agenda rutin setiap tahunnya,” terangnya.
Sedangkan Asisten II Setda Kota Palembang, Isnaini Madani, menegaskan pentingnya melestarikan tradisi Rebo Kasan sebagai warisan budaya sekaligus ritual keagamaan masyarakat Palembang yang dikenal religius. “Kalau tidak kita lestarikan, khawatir beberapa tahun lagi hilang. Ini bukan hanya budaya, tapi juga tradisi keagamaan yang harus dijaga,” ujarnya.
Menurutnya Pemerintah Kota , DPRD, dan instansi terkait berkomitmen mendukung pelestarian tradisi ini, bahkan mendorong agar Rebo Kasan didaftarkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
Sedangkan, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI, Kristanto Januardi mengatakan, bahwa pihaknya senang masih ada pelestarian tradisi sesuai dengan agama Islam.
“Kita harapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahun, karena memiliki manfaat yang sangat baik,” bebernya.
Untuk tradisi ini sendiri sudah banyak tidak diadakan, sehingga perlu untuk dilestarikan dengan diadakan rutin hingga pihaknya juga mendukung tradisi Budaya Rebo Kasan ini diusulkan sebagai warisan Takbenda.
Ditempat Sama, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Palembang, Mgs Syaiful Padli menerangkan, bahwa pihaknya menyambut baik kegiatan yang diadakan ini.
“Ini merupakan bagian dari kegiatan untuk melestarikan tradisi ini yang tidak banyak diadakan orang lagi, kita di DPRD Kota sedang menyusun Raperda tentang kemajuan Kebudayaan dan Seni,” akunya.
Warisan budaya seperti ini yang ditinggalkan banyak masyarakat mulai kembali dikenalkan, bahkan melibatkan generasi muda, dengan harapan ini tidak akan hilang dan terus ada.
Sedangkan, Duta Pelajar Nusantara, Tasya menturkan, bahwa pihaknya sebagai generasi muda belum cukup tahu mengenai tradisi ini.
“Dengan kita hadiri disini kita dapat tahu dan ikut adil dalam kegiatan yang diadakan ini, kita sebagai generasi muda akan berusaha melestarikan dan memajukan Kebudayaan yang ada, khususnya tradisi ini,” tandasnya
Acara ini diselenggarakan oleh Sanggar Anna Kumari yang meneruskan jejak Pelestarian Tradisi Ini dari Almah Hj Anna Kumari yang sudah puluhan tahun melaksanakan Tradisi ini Berkerja sama dan disupport oleh Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Dinas Pariwisata Kota Palembang , Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel , Balai Pelestarian Kebudayaan VI Sumsel , Pencinta Tradisi Rebo Kasan, KKP, KPD,DKSS.DKP, Asppi., Kobar 9 , Tim 11 Percepatan Budaya, KKPP, ZBPD, Forwida Kota dan Provinsi,Forilaya, SCB , Sejarahwan dan Budayawan Palembang, Satapa,: Group Swarna Girl, Pedas, Bujang Gadis Pendidikan dan Sirup Kurnia.










