PRABUMULIH, MS – Sungguh miris yang dialami Evi (35) bersama empat buah hatinya Tin (13), Yanti (11), Vino (9), dan Rika (5). Betapa tidak, ibu dan empat anak ini tinggal digubuk yang hanya berukuran sekitar 2,5 M X 3 M dan terbuat dari sisa limbah kulit kayu, serta atap dari daun pelepah dan berlantai tanah ini malah lebih mirip seperti sebuah kandang kambing. Sangat jauh dari sebuah tempat tinggal yang layak.
Selain tidak memiliki fasilitas MCK, serta perabotan peralatan memasak, rumah gubuk yang berlokasi di perumahan dusun Karang Jaya RT 02 RW 05 Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Prabumulih Timur ini juga belum memiliki fasilitas penerangan PLN. Lebih tragisnya lagi, keempat saudara ini juga tidur berdesakan bersama ibunya ditempat tidur yang sempit dan hanya terbuat dari bahan kayu serta beralaskan tikar usang dan tipis.
“Ini lah gubuk kami kak, kalau tidur kami hanya pakai tikar,” ungkap Tin sembari membagikan potongan makanan roti yang dibawa rombongan awak media, yang langsung lahap dimakan adik-adiknya, ketika dikunjungi, akhir pekan.
Ia mengaku, dirinya tidak melanjutkan dibangku sekolah lagi. “Saya berenti sekolah ketika duduk dibangku kelas 1 SD Karang Jaya. Ya, karena ibu tidak mampu lagi membiaya kami sekolah. Ibu hanya buruh upah harian merumput di kebun milik warga,” ujar Tin.
Dikatakan Tin, dirinya sudah terbiasa mengasuh ketiga saudaranya saat ibunya pergi bekerja merumput. “Hanya Vino yang sekolah, sekarang sudah kelas 3. Namun sudah hampir 2 minggu ini tak masuk sekolah karena sakit demam batuk kak, sama si Rika juga lagi sakit,” jelas Tin.
Bahkan sebelumnya, dia sebutkan, dirinya pernah mengasuh dan tinggal berempat dengan saudaranya cukup lama, lantaran ibunya ikut dan tinggal dirumah bapak tirinya di daerah Sungai Medang.
Namun sayang, untuk meminta keterangan langsung yang bersangkutan masih belum pulang dari bekerja merumput. “Biasanya jelang malam, ibunya baru pulang dari merumput,” jelas Syukri (50), tetangganya saat dibincangi kemarin sore.
Dia jelaskan, ibu Tin berasal dari Kelurahan Sungai Medang, dan tinggal di rumah gubuk itu sudah cukup lama. “Disitu dia hanya menumpang, tanah itu milik Pak Fen, orang Karang Jaya inilah. Keseharian anak-anaknya seperti itulah, yang nomor dua Yanti itu kena sakit cacat, sementara ibunya hanya bekerja upahan merumput di kebun warga sinilah,” sebut Syukri, seraya meminta Pemerintah kota agar dapat memerhatikan keluarga tersebut terutama anak-anaknya.
“Kalau suami atau bapak kandung mereka, sudah lama pergi meninggalkan mereka dan tidak pernah sekali pun datang menggurusnya,” tandasnya.
Senada juga disampaikan Yana (35), tetangga Evi. Menurut wanita yang masih keluarga Evi ini, sudah beberapa kali Tin bersama adik-adiknya dititipkan dan diasuh oleh Panti Asuhan. “Namun tak lama di Panti Asuhan itu, dia pulang dengan jalan kaki. Alasannya, karena sering diganggu dan dipukuli oleh sesama penghuni Panti,” pungkasnya.
Ketua LAKI Kota Prabumulih Mulwadi sangat prihatin terhadap nasib yang menimpa ibu dan empat anaknya tersebut. “Ini harus menjadi perhatian kita semua khususnya Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih. Ibu dan 4 anak itu harus segera diberi bantuan oleh Pemkot Prabumulih,” pungkas Mulwadi yang biasa dipanggil Kemong ini.
Bahkan, dikatakan Kemong, Pemkot Prabumulih dalam hal ini Dinas Sosial harus segera mendatangi dan memberikan solusi agar ibu dan empat anaknya tersebut dapat hidup yang layak. “Apalagi pendidikan anak-anak ibu Evi, mereka harus sekolah semua. Jangan sampai mereka tidak sekolah. Ini lah tugas Pemkot Prabumulih dalam hal ini Walikota Prabumulih untuk memberikan penghidupan dan pendidikan buat ibu dan empat anak itu,” tegas Kemong. (nor)
