JAKARTA, MS – Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar umat Islam tidak lagi turun ke jalan terkait kasus penistaan agama yang menjerat gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kecuali “kalau terpaksa”.
Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mengatakan pihaknya sudah bersikap jelas dalam soal ini, agar tidak ada lagi demonstrasi setelah Basuki menjadi tersangka.
“MUI menyarankan untuk tidak ada demo. Tapi jika terpaksa, karena rasa keadilan yang mereka rasakan belum sesuai yang mereka harapkan lalu mereka demo, ya silakan,” kata Anwar, Selasa (22/11).
“Cuma MUI mengharapkan berdemolah dengan sopan, dengan tertib, dan dengan berakhlak.”
Pada hari yang sama MUI mengeluarkan pernyataan yang ditandantangani Ketua Ma’ruf Amin dan Abbas menegaskan sikap tersebut.
“MUI mengimbau agar demonstrasi dilakukan dengan sopan, tertib, damai, akhlaqul karimah, serta mematuhi peraturan yang berlaku. MUI juga mengimbau kepada pihak Kepolisian dan aparat keamanan lainnya agar tetap mengedepankan pendekatan persuasif, dialogis, profesional, dan proporsional serta menghindari penggunaan kekerasan,” bunyi pernyataan tersebut.
MUI juga mengatakan tidak ada hubungannya dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI yang berencana menggelar aksi demonstrasi pada 2 Desember mendatang.
“Terkait aksi unjuk rasa 2 Desember 2016 yang antara lain dilakukan oleh GNPF MUI, maka MUI memandang perlu untuk menegaskan GNPF bukan merupakan bagian dari Dewan Pimpinan MUI dan tidak ada hubungan struktural formal apapun.” (bs/in)
