JAKARTA, MS – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut partainya terus memperkuat wajah kerakyatan dan kebudayaan partai. Untuk itu, disain rekrutmen dan kaderisasi diperkuat dan dijalankan untuk menanamkan ideologi kepada para kader, agar mereka memahami permasalahan masyarakat dan memperkuat ikatan emosional dengan Bung Karno, Sang Proklamator RI.
” PDIP tidak menutup mata masih ada kekurangan. Masih ada kendala sumber daya manusia. Tapi PDIP bergerak dengan penuh keyakinan melakukan perbaikan internal agar PDIP tampil dengan wajah ideal partai,” ucap Hasto Kristiyanto saat memberikan pengarahan di acara pendidikan kader pratama DPC PDIP.
“Di seluruh wilayah yang sudah selesai pilkada, PDIP menjalankan proses kaderisasi kepemimpinan sebagai jawaban atas kritik masyarakat terhadap partai,” tambah Hasto.
Hasto menerangkan bahwa kader PDIP di Gunung Kidul misalnya tidaklah berdiri sendiri. Akan tetapi menjadi kekuatan partai dari Sabang sampai Merauke.
“Kader ini akan ditugaskan ke daerah lain, termasuk ke Aceh, dan Papua. Sehingga membangun keindonesiaan yang satu bisa dijalankan. PDIP tidak mengenal seseorang dari unsur agama atau ras, semua sama. Indonesia bukan untuk agama tertentu, bukan untuk suku tertentu tapi Indonesia untuk semua,” paparnya. Minggu (23/10)
Oleh karena itulah, kata Hasto, kader PDIP akan mendapat penugasan untuk tinggal di luar wilayahnya untuk memperkokoh keindonesiaan kader partai.
Hasto juga mengimbau kader untuk mendekati dan merekrut kaum muda khususnya kalangan SMA dan diberi penjelasan mengenai kepeloporan dan kepemimpinan Bung Karno. Apalagi sejarah mencatat Bung Karno sangat memberi perhatian kepada kaum muda.
“Anak SMA tunas bangsa yang harus ditumbuhkembangkan. Partai harus bisa menumbuhkan semangat ke anak muda,” ucapnya.
Sementara calon bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo dalam kesempatan itu menerangkan berbagai hal yang bisa dilakukan untuk memperkuat kemandirian ekonomi. Dia lantas menceritakan berbagai program kerakyatan yang dilaksanakan sewaktu menjabat jadi Bupati Kulonprogo. Salah satunya memanfaatkan sumber daya alam untuk menopang kemandirian di bidang ekonomi.
Pada bagian lain sambutannya, Hasto Wardoyo mengatakan Indonesia membutuhkan inovator bukan provokator. Dia meminta kader PDIP untuk melakukan inovasi meskipun itu dimulai dari hal-hal kecil.
“Saat ini sudah banyak motivator, tapi Indonesia butuh inovator. Indonesia memerlukan mentor, bukan provokator,” tutupnya. (Mrdk/In)