Penggilingan Padi Jadi Sorotan Tim Penilai Lomba Desa

DAERAH, HEADLINE395 views

Muba 12MUSI BANYUASIN, MS – Usaha penggilingan padi Desa Nganti, Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menjadi sorotan tim penilai lomba desa tingkat Kabupaten Muba. Desa Nganti dari Kecamatan Sanga Desa menjadi peserta lomba ke-14 yang dinilai dari 15 kecamatan di Muba.

Acara lomba yang menilai tentang 10 program pokok PKK dan Pemberdayaan Desa berlansung di kantor Desa Nganti, Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin, Rabu (28/03/2018).

Hadir pada kesempatan itu Ketua Tim PKK Kabupaten Muba yang diwakili oleh Hj Patimah Rusli bersama rombongan tim PKK Kabupaten Muba, kades, dan lurah.

Sekdin Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) sekaligus ketua tim penilai lomba desa, Ardiansyah SE MM disela-sela kegiatan acara mengatakan hampir tiap desa yang tengah dinilai oleh tim penilai belum ada inovasi yang dilakukan oleh desa. “Dari 14 desa yang dinilai hanya Desa Nganti yang ada usaha penggilingan padi dalam bentuk usaha BUMDesnya. Karena itu salah satu kriteria penilaian.

Muba 13Untuk itu ia berharap setiap desa melakukan pemberdayaan dan peningkatan pelayanan didesanya. “Ya, tidak hanya saat lomba saja. Dan tidak ada perbedaaan antara desa yang pemerintah dan penduduknya pribumi atau orang asli Muba dengan desa eks transmigrasi. Semua sama, tidak ada bedanya. Kalau desa eks transmigrasi bisa, kenapa desa yang penduduknya pribumi tidak bisa untuk memajukan desanya. Karena pada tahun sebelumnya, desa di Kabupaten Musi Banyuasin pernah meraih predikat desa terbaik pada tingkat nasional,” tuturnya.

Camat Sanga Desa, H Irwan Sazili.SSos. MSi menuturkan Desa Nganti memiliki BUMDes penggilingan padi yang dinilai cukup berhasil, walaupun usaha tersebut baru berdiri. Dan desa yang mengikuti Lomba Desa rata-rata khawatir kalah bersaing pada desa eks transmigrasi.

“Desa Nganti di Kecamatan Sanga Desa ini memiliki usaha penggilingan padi yang merupakan BUMDes. Usaha yang cukup didengung-dengungkan dan merupakan trobosan yang dilakukan oleh Desa Nganti melalui usaha BUMDesnya,” pungkasnya.

Ia berharap Desa Nganti bisa menjadi desa yang terbaik dalam mengikuti lomba desa kali ini. “Semoga jadi pemenang lomba desa tahun ini. Dan rata-rata desa pribumi ini, khawatir kalah bersaing dengan para peserta lomba yang merupakan desa eks transmigrasi. Karena desa-desa eks transmigrasi dari Kecamatan Bayung Lencir dan Sunga Lilin tertata cukup baik dalam adminitrasinya maupun dari penataan desanya,” ungkapnya.

Kades Desa Nganti, Erik Irwansyah mengungkapkan bahwa Desa yang dipimpinnya telah memiliki usaha penggilingan padi dalam bentuk BUMDes. Kalau selama ini usaha penggilingan padi dimiliki oleh warga secara perseorangan atau pribadi.

“Usaha ini baru berjalan diakhir tahun 2017 lalu karena baru menggunakan anggaran ditahun itu. Upaya yang dilakukan oleh BUMDes itu dengan mengembangkan IP 200 pada areal persawahan penduduk desa Nganti. Hingga pendapat petani bisa meningkat dalam bidang pertanian,” ujarnya.

Bahkan BUMDes melakukan upaya pemberdayaan petani dengan cara memberikan pinjaman atau pemberian pinjaman pupuk kepada petani. Dengan sistem bayar pakai padi atau beras setelah panen dilakukan dan penggilingan pada BUMDes.

“Dengan begitu masyarakat selaku petani di Desa Nganti bisa terbantu untuk mengembangkan usaha pertanian sawahnya dan BUMDes ini dapat berjalan lancar,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Desa Nganti, Rohima Erik Irwansyah didampingi Mastura Said saat dibincangi wartawan Metro Sumatera menuturkan Desa Nganti memilki UP2K jenis makanan ringan yang jadi khas dari desanya. Produksi usaha rumahan jenis roti dan kripik, dengan nama roti galar yang berbahan gule tanak.

“Kami ibu-ibu PKK desa Nganti sudah melakukan usaha rumahan yang membuat usaha roti kering. Kalau didesa Nganti, namanya roti gule tanak atau roti galar. Usaha UP2K ini, binaan PKK desa ini cukup lancar pemasaranya, walaupun saat ini masih skala pemasaran lokal atau didalam desa saja. Tapi bisa mendongkrak penghasilan ibu-ibu rumah tangga didesa. Kami juga punya rencana mau mengembangkan usaha roti ini ke luar desa. Nanti akan diadakan rapat antara para ibu-ibu PKK,terutama masalah pengembangan usaha roti dan kripik, serta upaya penambahan modal. Saat ini ketua Pokja roti Galar itu adalah ibu Mastura, karena memang dia yang memiliki pengetahuan dalam membuat roti itu,” ungkapnya. (sba)

News Feed