LAMPUNG – PT Bukit Asam (PTBA) sebagai perusahaan energi yang peduli lingkungan serta memperioritaskan inovasi dan digitalisasi.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Perusahaan PTBA, Niko Chandra acara media gathering yang diadakan bersama awak media dari Sumatera Selatan (Sumsel), Sumatera Barat (Sumbar), Lampung di Bandar Lampung pada Kamis (7/11/2024) malam.
Dikatakan dia, upaya PTBA menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan reklamasi di area pasca tambang seluas 2.200 hektare.
“PTBA mendukung penuh pengembangan energy baru terbarukan (EBT) secara nasional. Juga berkontribusi nyata bisnis yang ramah lingkungan,” ungkap Niko.
Menurut Niko, PTBA juga berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 217.403 ton CO2eq per Juni 2023.
“PTBA juga aktif mengembangkan proyek EBT melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di berbagai lokasi strategis,” ujarnya.
Dikatakan Niko, saat ini inovasi dan digitalisasi menjadi lemen penting dalam bisnis PTBA.
“Di sektor tambang, PTBA menggunakan teknologi terkini seperti Map Operational (Mapo), Slope Stability Radar, dan Mine Operation System. Untuk sektor transportasi, PTBA telah menerapkan Supervisory Control & Data Acquisition (SCADA), Cargo Tracking System, dan Automatic Train Loading Station (ATLS) guna meningkatkan efisiensi pengangkutan batubara. Sementara di pelabuhan, PTBA memanfaatkan teknologi digital di Coal Handling Facility, Vessel Track, dan Customer Information System,” jelasnya.
Niko mengungkapkan strategi PTBA dalam pengembangan bisnis yaitu pertambangan, hilirisasi, energi dan utilitas, logistik dan infrastruktur, serta bisnis ramah lingkungan. PTBA juga memiliki tiga pelabuhan utama untuk pengangkutan batubara: Pelabuhan Teluk Bayur di Sumatera Barat dengan kapasitas 2,5 juta ton per tahun, Dermaga Kertapati di Palembang yang menangani 7 juta ton per tahun, dan Pelabuhan Tarahan di Lampung Selatan yang menjadi pelabuhan terbesar dengan kapasitas 25 juta ton batubara per tahun.
“Dengan keberadaan pelabuhan ini, PTBA dapat mendistribusikan batubara ke berbagai wilayah, terutama untuk kebutuhan pembangkit listrik di Pulau Jawa,” jelasnya.
PTBA juga memiliki lima lokasi tambang utama, di antaranya tambang Peranap dengan sumber daya 0,671 miliar ton, Ombilin dengan 0,102 miliar ton, Tanjung Enim yang terbesar dengan 5,054 miliar ton, IPC-Bantuas dengan 0,021 miliar ton, dan Bukit Kendi. Total sumber daya batubara PTBA mencapai 5,851 miliar ton, dengan cadangan tertambang sebesar 3,018 miliar ton. General Manager Unit Pelabuhan Tarahan PTBA, Hengki Burmana, menambahkan bahwa Pelabuhan Tarahan memiliki peran vital dalam rantai pasokan PTBA di Lampung.
Batubara diangkut menggunakan kereta Babaranjang dari tambang di Tanjung Enim sejauh 430 km menuju Pelabuhan Tarahan, Lampung.
“Suplai batubara dari Pelabuhan Tarahan sangat penting untuk pembangkit listrik di Pulau Jawa. Gangguan sekecil apapun pada angkutan kereta Babaranjang akan berdampak signifikan terhadap pasokan listrik di wilayah tersebut,” terangnya. (red)