Ramai Penolakan Eksplorasi Panas Bumi Di Tanjung Sakti

* Pemerintah Mesti Pertimbangkan Kembali Dampak Negatif Bagi Lingkungan

PAGARALAM – Sepekan terakhir masyarakat Kecamatan Tanjung Sakti Kabupaten Lahat dihebohkan dengan kabar rencana pemanfaatan panas bumi oleh PT Hitay Energi di kawasan tersebut, Selasa 8 April 2025.

Informasi yang dihimpun dilapangan, pihak PT Hitay Energi akan melaksanakan Eksplorasi panas bumi di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Kota Pagar Alam.

Diketahui sebelumnya telah adanya penunjukan PT Hitay Tanjung Sakti Energy oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan survei pendahuluan panas bumi di wilayah Tanjung Sakti, Sumatera Selatan.

Hal tersebut berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 2906 K/30/MEM/2013 memberikan penugasan kepada PT Hitay Tanjung Sakti Energy untuk melakukan survei panas bumi di beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Lahat, Empat Lawang, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, hingga Bengkulu Selatan dan Seluma di Provinsi Bengkulu.

Tujuan penugasan ini adalah untuk mengidentifikasi potensi energi panas bumi yang dapat dikembangkan sebagai bagian dari transisi menuju energi terbarukan.

Namun, rencana ini memunculkan kekhawatiran di kalangan warga, terutama terkait dampak lingkungan yang bisa terjadi jika proyek berlanjut ke tahap Eksploitasi.

Hal tersebut didukung oleh Ketua DPD Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) Provinsi Sumatera Selatan, Lian Ugansyah, dirinya mendukung masyarakat untuk menolak pemanfaatan panas bumi di Tanjung Sakti tersebut dikarenakan kepedulian terhadap tanah kelahiran.

Lian mengatakan, sebagai putra Tanjung Sakti ia khawatir apabila proses eksplorasi oleh PT Hitay Energi untuk pemanfaatan panas bumi terus berlanjut akan berdampak negatif terhadap lingkungan.

Adapun dampak dari pemanfaatan panas bumi dapat berupa dampak positif dan negatif, jika dilihat dari sisi positif panas bumi dapat menjadi sumber energi terbarukan serta meningkatkan ekonomi lokal denga menciptakan lapangan kerja.

Kendati demikian, Lian menegaskan pemerintah juga harus benar-benar memperhitungkan dampak negatif lingkungan berupa permukiman dan lahan pertanian warga yang nantinya akan terdampak apabila dilanjutkan ke tahap Eksploitasi panas bumi.

“Dampak negatif juga harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, mengingat rencana proyek tersebut tidak jauh dari desa, jika pun jauh juga akan berdampak pada lahan pertanian warga, ada sawah dan perkebunan kopi milik warga, ” ungkapnya.

Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa serta Alumni HMI ini juga menyampaikan, dampak pemanfaatan panas bumi yang bisa saja terjadi yakni, kerusakan lingkungan, risiko gempa bumi.

Dikatakannya, pengembangan panas bumi dapat memiliki dampak pada masyarakat lokal, seperti perubahan gaya hidup dan kehilangan lahan dan tentunya pengembangan panas bumi dapat menelan biaya tinggi, karena teknologi yang kompleks dan risiko yang terkait.

“Dalam mengelola dampak panas bumi, perlu dilakukan perencanaan yang matang, pengawasan yang ketat, dan partisipasi masyarakat lokal untuk meminimalkan dampak negatif dan meningkatkan manfaat positifnya,” pungkasnya.*

News Feed