PALEMBANG – Wisuda Tahfizh dan Iqro Angkatan Ke 3, RumahTahfizh Wa Ta’lim Mahabbatul Ilmi di gelar Lorong Taman Bacaan No.34, Tanggotakat, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Palembang,, Minggu (21/1).
Kegiatan tersebut juga dibarengkan kegiatan peresmian group Syarofal Anam dan terahir menjadikan Lorong Taman Bacaan ini menjadi Kampung Dulmuluk.
Hadir Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn didampingi R.M.Rasyid Tohir, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Raden Zainal Abidin Rahman Dato’ Pangeran Puspo Kesumo, Pangeran Yudo Heri Mastari, santri dan orangtua santri, tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat.
Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn mengajak santri RumahTahfizh Wa Ta’lim Mahabbatul Ilmi untuk terus mendalami ilmu agama walaupun tetap di perbolehkan bermain.
“Main boleh, dikit bae , sejam bae sehari, tapi menghapal ngaji 2- 3 jam , main tidak di larang tapi yang wajib harus dijalankan, ingat kita nanti kedepan akan menjadi orang penerus , adik-adik akan menjadi penerus kami semua ,” katanya.
SMB IV juga mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah di wisuda hari ini dan selamat atas peresmian group Syarofal Anam yang sudah latihan berhari-hari untuk tampil di hari ini dan terahir selamat untuk menjadikan Lorong Taman Bacaan ini menjadi Kampung Dulmuluk.
“ Mudah-mudahan para santri-santri ini menjadi anak yang soleh , menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan negara , selalu dicintai oleh Allah SWT dan selalu memberikan kebarokahan dan manfaat buat keluarganya masing-masing,” katanya.
Sedangkan Pengurus Rumah Tahfidz Mahabbatul Ilmi Kgs Ahmad Rasyid Irfandi SE mengatakan, kalau tanpa di sengaja dan memang sudah takdirnya hari ini Wisuda Tahfizh dan Iqro Angkatan Ke 3,
RumahTahfizh Wa Ta’lim Mahabbatul Ilmi juga digelar bersamaan dengan peresmian group Syarofal Anam dan terakhir pihaknya ingin menjadikan Lorong Taman Bacaan ini menjadi Kampung Dulmuluk.
“ Wisuda yang kami lakukan ini adalah wisuda ke 3 dari RumahTahfizh Wa Ta’lim Mahabbatul Ilmi, sebenarnya rumah Tahfizh ini berdiri secara tidak sengaja karena di zaman Covid-19 kebetulan ada adik kami yang sekolah di Mesir, terus banyak pengajar yang sekarang ini tetangga , orang kampung tamatan dari pesantren dan segala macam , kami berusaha mengakomodir mereka untuk bisa menyalurkan ilmunya dengan mengajar Iqro dan segala macam , lalu setahun, dua tahu akhirnya jumlah siswanya tadinya belasan orang sekarang menjadi 107 lebih , kami sekeluarga bahu membahu dan gotong royong untuk membangun rumah Tahfizh ini dan kami bekali santri-santri ini juga dengan pelajaran Bahasa Inggris ,” katanya.
Selain menggelar wisuda hari ini pihaknya juga menyatukan kegiatan dengan peresmian group Syarofal Anam dan terahir menjadikan Lorong Taman Bacaan ini menjadi Kampung Dulmuluk.
“Lorong Taman Bacaan ini punya sejarah panjang , bahwa sejarah Dulmuluk berada di seputaran Tanggotakat, ini juga sedang kita bicarakan dengan pemerintah mudah-mudahan ada jalannya takdir ini karena Dulmuluk juga syiar menyebarkan agama Islam, , “ katanya.
Dia menceritakan awalnya, kitab syair yang berjudul Kejayaan Kerajaan Raja Ali Haji dan kemudian berubah menjadi Abdul Muluk dicetak pertama kali di Singapura pada tahun 1845.
Lalu, pada 1854 dibawa oleh Wan Bakar ke Palembang dan dibacakan olehnya sebagai di bilangan kampung Tanggotakat. Lama kelamaan, pembacaan Dulmuluk berubah menjadi bentuk teater pada tahun 1910-an dan berkembang terus hingga sekarang.
Wali Santri atas nama Muhammad Aditya , Abdurahman mengucap[kan terima kasih kepada guru-guru di rumah Tahfiz ini yang telah mendidik anaknya .
“ Dan pada hari ini kami merasa bangga dan terharu karena anak kami hari ini di wisuda dengan harapan anak kami ini menjadi panutan dan menjadi hafiz dan hafizah dan kepada guru kami doakan semoga sehat wal afiat dan di mudahkan rizkinya.” katanya.