LUBUKLINGGAU, MS – Pihak PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau meminta maaf kepada sejumlah pelanggannya dibeberapa titik wilayah Lubuklinggau. Sebab kondisi pendistribusian air kepelanggan sejak malam Senin (13/11/2017) hingga kemarin (14/11/2017) warnanya keruh.
“Mohon maaf kepelanggan kalau air keruh. Akibat tekanan air sudah besar. Air di ipal kita bagus, cuman tekanan airnya yang besar. Itu karena selama ini air kosong, ditekan, kita cuci pipa. Mulai semalam keruh,” kata Kepala Tekhnik PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau, Hadi Purwanto didampingi Direktur PDAM, Ratna Mahmud.
Menurutnya, kalau kondisi air sudah kembali normal, padat kembali, ditambah lagi dengan pipa telah dicuci, maka air kembali normal dan tidak keruh lagi. Jadi mohon maaf ke pelanggan seperti diwilayah Pelita, Perumnas dan jalan Banten.
Selain itu, kendala yang dihadapi pihaknya dalam pendistribusian air kepelanggan sehingga menggunakan sistem penjadwalan alias tidak continue disebabkan sejumlah faktor. Yakni kondisi pompa baru bagus, tidak tahunya macet. Sehingga tidak produksi, hanya mengandalkan sumber air dari Apor dan Kasie.
Sementara itu Direktur PDAM Tirta Bukit Sulap, Ratna Mahmud menambahkan selama ini sumber air PDAM mengambil dari tiga sumber mata air yakni Apor, Kasie dan Kelingi. Namun untuk sumber air dari sungai Apor diwilayah Rejang Lebong (Bengkulu) banyak yang sudah bolong pipa transminsinya.
“Pipa transmisi itu rata-rata sudah dibolongi semua. Jadi itu mengurangi tekanan pendistribusian. Seharusnya 80 liter perdetik, sekarang tinggal 20 liter perdetik,” timpalnya.
Dan dengan kondisi itu, pihaknya mengaku tidak dapat berbuat apa-apa. Sebab lokasinya bukan berada diwilayah Lubuklinggau. “20 liter perdetik itu untuk bisa membackup 1.600 sambungan ke rumah pelanggan,” terangnya.
Di Lubuklinggau, terdapat sekitar 17 ribu pelanggan PDAM Tirta Bukit Sulap. Namun dari jumlah itu, hanya 14 ribu yang aktif.
Kata Ratna, meski sumber air Apor tekanannya sudah berkurang, namun masih ada dua sumber air lagi yakni Kasie dan Kelingi. “Kelingi 80 liter perdetik, tapi sistemnya perpompaan. Kasie 80 liter perdetik juga,” terangnya.
Dan pihaknya mengusulkan agar dibangun satu unit lagi bak penampungan air di daerah Bukit Sulap. Sehingga dapat menampung air sebagai cadangan dari sumber air.
“Pada prinsipnya level kami itu harus 300. 300 itu resepuar 1.600 meter kubik. Makanya kita butuh lagi resepuar 3.000 atau 4000. Jadi minta bangunkan lagi reserpuar satu agi. Itu bisa backup. Resepuar ini kita arahkan kemana saja selatan, niken jukung, simpang priuk, kupang,” pungkasnya. (dhiae)
