BENGKULU, MS – Sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan akibat abrasi gelombang sungai dan pantai, organisasi yang dinamakan Gerakan Rakyat Anti Kemiskinan (GERAK) Bengkulu yang bekerjasama dengan 2 kelompok tani melakukan penanaman sejuta pohon jenis Karet Merah (Ficus Elastica) dan Beringin (Ficus Benjamina).
“Kita memilih tanaman jenis Karet Merah dan Beringin karena memiliki akar yang kokoh dalam mencegah erosi maupun abrasi,” ujar Ketua GERAK Bengkulu, Suharman, SP.
Dijelaskannya, tanaman Karet Merah juga berguna buat mengurangi kadar gas karbon dioksida (CO2). Selain itu setiap lembar daun tanaman karet mampu memproduksi oksigen sebanyak 5 mililiter.
“Jika dalam setiap pohon karet memiliki 200 lembar daun maka 300 pohon itu akan menyumbang oksigen sebanyak 300 liter per jam,” jelas pria paruh baya ini kepada MS, Jumat (07/10/2016).
Selain itu, Dijelaskan Suharman, tanaman Beringin diketahui sebagai habitat beberapa burung, reptilian, serangga dan mamalia yang mengkonsumsi buahnya. “Jadi, dengan menanam beringin, secara tidak langsung juga akan mengkonservasi fauna yang menjadikan beringin sebagai tempat hidupnya,” pungkasnya.
Menurutnya, kegiatan ini berdampak positif karena menambah nilai moral dan pendidikan, meningkatkan pariwisata alam, serta melestarikan lingkungan. “Selain itu kami juga bertujuan Menyadarkan masyarakat akan pentingnya alam semesta. Mengurangi pemanasan global, Melestarikan alam dan Mengurangi resiko terjadinya berbagai bencana alam,” jelas Suharman.
Namun kegiatan yang meberikan dampak positif untuk lingkungan ini, diakui Suharman memiliki kendala dalam pelaksanaannya. Selain memiliki kendala pendanaan, uji coba, menganalisis tanaman serta menyita waktu para anggota dalam melaksanakan kegiatan, gerakan ini pun diikuti konflik pengelola kawasan konservasi.
“Lokasi tanam kita ini kan di muara Sungai Jenggalu dan daerah pesisir pantai Pulau Baai yang merupakan kawasan TWA. Jadi pernah terjadi perdebatan sama pengelola,” tutupnya. (ark)