PRABUMULIH, MS – Dinilai berada ditengah pemukiman warga dan berdampak terhadap lingkungan, puluhan warga Kelurahan Sukaraja Kecamatan Prabumulih Selatan kota Prabumulih, Minggu sore (24/09/2017) menggelar aksi turun ke lokasi lahan pengeboran sumur minyak baru PMB 23 Sukaraja milik PT Pertamina EP Asset 2. Puluhan warga ini menolak pembukaan lokasi baru sumur minyak dengan cara memasang tali di sekitar lokasi tersebut.
Warga beralasan pembuatan lokasi pengeboran PMB 23 berada dekat ditengah pemukiman dan perumahan warga. “Sudah pasti berdampak terhadap lingkungan, belum lagi suara bising yang ditimbulkan dari aktifitas pengeboran itu nanti. Pokoknya kami warga disini menolak, jika tidak ada solusi yang tepat dari pihak Pertamina,” ungkap salah satu warga bernama Firman (49), saat memimpin aksi pemasangan tali sebagai tanda penolakan warga.
Menurut Firman, tak hanya persoalan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari pembukaan lokasi PMB 23 tersebut, warga juga disebutkannya masih mengalami trauma atas kejadian blow out yang terjadi beberapa tahun lalu di wilayah Sukaraja. “Masih membekas trauma itu, dan warga masih sangat takut kejadian itu. Belum lagi dari sisi ekonomi dan bisnis, sudah dipastikan lokasi tanah kami yang berada di sekitar lokasi pengeboran itu akan mati dan sulit maju,” imbuhnya.
Masih dikatakan Firman, pihaknya tidak melarang pihak PT Pertamina EP Asset 2 untuk membuka pengeboran sumur minyak baru di lokasi tersebut. Dengan syarat membebaskan seluruh lahan dan rumah warga yang berada di sekitar lokasi pengeboran PMB 23. “Jika tidak mau membebaskan seluruhnya, silakan saja cari lokasi lain. Jangan disini,” tegasnya, seraya mengancam akan melakukan demo jika pihak Pertamina masih keukeuh dengan rencananya.
Penolakan sama juga diutarakan Syahrial (47). Menurut Syahrial, selama rencana pembukaan lokasi pengeboran PMB 23 pihak Pertamina belum sama sekali melakukan sosialisasi ke warga warga sekitar lokasi pengeboran. “Tolong catat itu pak wartawan, belum ada pemberitahuan atau pun sosialisasi dari pihak Pertamina terkait rencana pengeboran PMB 23 ini,” sebut dia.
Lebih jauh dia sebutkan, gerakan aksi penolakan itu murni dari masyarakat. “Tidak ada campur tangan atau melibatkan pihak mana pun, ini murni keinginan masyarakat. Jika terjadi apa apa, bukan warga diluar sana yang merasakannya tetapi warga Sukaraja disini yang kena dampaknya. Tolong muat itu pak wartawan,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu warga lain yakni Gunawan (39) yang mengaku rumahnya berada persis bersebelahan dengan lokasi pengeboran PMB 23 menuturkan dirinya belum pernah dilibatkan dan diberitahu soal rencana pengeboran sumur baru tersebut. “Sampai sekarang belum ada pak (sosialisasi) dari pihak Pertamina maupun perangkat pemerintahan setempat. Saya khawatir dampaknya pak, saat hujan saja rumah saya banjir sampai ke lutut apalagi dibangun sumur itu nanti,” tukasnya. (nor/ril)
