Indralaya – Wakil Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Sumatera Selatan, Arhandi buka suara terkait partai berlambang matahari tersebut.
Arhandi merupakan orang yang berpengalaman di PAN, yakni pernah menjadi Ketua DPD PAN OKI dan DPD PAN Ogan Ilir dalam rentang waktu tahu 2003 hingga 2013.
Pria asal Seri Bandung, Tanjung Batu ini menyoroti minimnya perolehan suara PAN di OKI dan Ogan Ilir.
“Waktu jaman saya dulu Ketua DPD PAN OKI bisa dapat tujuh kursi, Ogan Ilir minimal lima kursi selama 10 tahun,” ujar Arhandi kepada wartawan di Indralaya, Minggu (18/2/2024).
Sementara pada Pemilu kali ini, PAN Ogan Ilir hanya mendapat dua kursil legislatif di Tanjung Senai lewat Arsudin dan Mulyadi.
Melihat kondisi PAN seperti terpuruk ini, Arhandi mengaku kecewa berat karena PAN seolah menjadi partai kecil.
Arhandi menyenut di masa kepemimpinan Rohmat sempat mengantarkan sebagai Wakil Ketua DPRD OKI.
Sekarang Ketua DPD PAN OKI, Junaidi diperkirakan mendapat sekitar empat hingga lima orang.
Padahal, kata Arhandi, Ketua DPRD OKI Junaidi merupakan adik kandung Bupati OKI, Iskandar.
“Sangat menyayangkan seorang adik Iskandar tidak mampu membuat prestasi. Iskandar tidak mampu untuk memanajemen partai secara baik, padahal Iskandar sebagai Ketua DPW PAN Sumsel,” tutur Arhandi.
Sebagai kader PAN, Arhandi mengaku sangat kecewa PAN saat ini sangat tidak berprestasi.
Apalagi Fraksi PAN di Ogan Ilir sudah beberapa kali dipanggil untuk membantu fraksi-fraksi, ternyata detik-detik terakhir sampai H-1 ternyata zonk.
Sedangkan saksi di TPS biayanya itu hasil sumbangan dari anggota dewan fraksi setiap bulan nyetor ke partai sebesar Rp 8 juta.
“Memanajemen OKI dan OI saja Iskandar keteteran, apalagi membangun di tingkat Sumsel. Iskandar ini sudah empat kali sebagai Ketua DPW PAN Sumsel, apalagi sebentar lagi mau Pilkada, Iskandar dinilai tidak loyal dengan kader-kader, tidak pernah turun ke bawah. OKI sendiri di kampung sendiri suara pan menurun,” kata Arhandi mencurahkan pemikirannya.
Arhandi pun pesimis terhadap posisi PAN pada Pilkada akhir tahun ini.
Dia menilai PAN tidak akan berhasil karena kurang memperhatikan para pejuang partai, orang-orang berniat jadi caleg, namun pembinaan kurang.
“Saya kecewa berat karena ada yang tidak serius mengelola PAN. Ancaman terbesar menghadapi Pilkada ini, jujur saya pesimis di Sumsel. Perlu evaluasi untuk kinerja ini, dikaji. Kalau merasa dirinya sendiri kurang berhasil maka harus legowo. Karena persaingan di parpol ini begitu ketat,” jelas Arhandi. (AL)