LUBUKLINGGAU, MS – Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe menginstruksikan pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bukit Sulap Lubuklinggau untuk segera mungkin melakukan layanan jemput bola kepada pelanggan.
“Lakukan upaya pelayanan jemput bola. Tidak hanya menunggu keluhan. Buka on call center untuk layanan keluhan pakai telepon,” kata Nanan saat melakukan sidak kekantor PDAM Bukit Sulap Lubuklinggau, Senin (21/8) sekaligus untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi pihak PDAM sejauh ini dalam pelayanan pendistribusian air.
Menurutnya, ada sejumlah permasalahan klasik yang dihadapi PDAM Bukit Sulap. Dan untuk menangani permasalahan tersebut membutuhkan dana sekitar Rp95 miliar agar PDAM dapat “sehat”. Kenapa? Karena itu dilakukan agar layanan dapat lebih baik.
“Yang kita lakukan perbaikan manajemennya dan membangun dua intake. Alhamdulillah sudah dapat di Jukung, Batu Urip (belum operasi karena masih pembangun mekanikal elektrik. Itu untuk mengatasi volume yang ada disini. Disamping itu, pembangunan intake di Kupang dan Petanang,” bebernyya.
Meski begitu, jumlah itu belum ideal. Sebab idealnya masih butuh satu lagi intake untuk di Bukit Sulap. Termasuk untuk membenahi pipanisasi di Lubuklinggau. Pemkot Lubuklinggau akan mengalokasikan dana Rp30 miliar pada 2018 secara bertahap sampai 2019 guna menuju PDAM sempurna. Dan pihaknya tidak melakukan hal itu dari awal dikarenakan saat itu hanya melakukan lobi-lobi ke Pusat guna mendapatkan dana tambahan. “Idealnya masih banyak hal yang mesti kita bangun. Dari Rp95 miliar, reserpoar kurang lebih Rp7 miliar,” jelasnya.
Dalam kesempatan sidak yang dilakukan Nanan kemarin, dirinya sempat mengecek pompa baru yang dibeli pihak PDAM. Disamping itu perbaikan genset, pemesanan mobil tengki air dan pembelian untuk meteran. “2019 diharapan PDAM Lubuklinggau akan sehat,” tegasnya.
Namun untuk saat ini masih banyak yang dibutuhkan salah satunya perbaikan pipanisasi dari saluran induk seperti suplai air dari Apur, masih banyak yang bocor. Sedangkan yang dari Kelingi, terkait mengenai masalah pompa yang tadinya satu pompa, sekarang dua pompa. Sehingga diharapkan debit air makin bagus suplainya. Lalu suplai air dari Kasie, yang mana pipanisasinya terlalu berbengkok-bengkok dan jauh dari lokasi induk.
“Kedepan kita akan bangun reserpoar (penampungan air) lagi. Kalau suplai air bagus, reserpoar bangun lagi maka sumer air bisa masuk lebih maksimal, daya tampung maksimal dan bisa mengalirkan lebih maksimal juga. Itu dibutuhkan 20 miliar sampai 30 miliar,” jelasnya.
“Dengan hari ini aku datang kesini, satu permasalahan yang dilakukan PDAM sudah membeli mesin pompa air dan tadinya satu jadi dua sekarang untuk menyedot sumber air dari kelingi, karena jaraknya dekat dan airnya, debutnya ada terus,” bebernya.
Sementara itu, kendala yang dihadapi selama ini terhadap suplai air kepelanggan dikarenakan suplai air rendah, baik dari apor dan kasie. Sehingga yang bisa diandalkan hanya dari Kelingi. Kemudian kendala lainnya yakni mati lampu berjam-jam. Maka suplai air terbatas. “Solusi yang kita lakukan pipa kita tambah, pompa sudah ditambah sekarang, genset sudah dibeli, sehingga kalau mati lampu dia bisa hidup,” ungkapnya.
Nanan juga menambahkan, data yang diperolehnya dari PDAM terkait dengan adanya laporan keluhan pelanggan ke PDAM pada Juli kemarin terdapat 46 orang. Keluhan yang sudah dilaporkan itu, 95 persen sudah dikerjakan. “Pelanggan yang aktif 14.935 pelanggan. Non aktif 3.821. Dari 14.935 pelanggan, itu hampir 30 persen tunggakan. Penunggakan karena mereka merasakan suplai air mereka dapatkan tidak maksimal,” terangnya.
Faktor lainnya yakni mereka pada bulan-bulan tertentu karena ada kebutuhan. Sehingga mereka meremehkan untuk membayar. Adapula sejumlah pelanggan yang memanfaatkan air PDAM tapi tidak pasang meteran. “Ada juga pelangggan yang meterannya rusak. Solusi itu, ada meteran yang kita ganti baru,” kata Nanan.
Direktur PDAM Bukit Sulap Lubuklinggau, Hj Ratna Mahmud melalu Kepala Teknik, Hadi Purwanto akan segera melaporkan instruksi Walikota terkait layanan jemput bola keatasan. Itu sekaligus menampung keluhan-keluhan pelanggan. (dhiae)
