MURATARA – Bupati Muratara H Devi Suhartoni, melakukan infeksi mendadak (Sidak) pengerjaan jalan potos Kecamatan Ulu Rawas, Kabupatrn Musi Rawas Utara (Muratara), yang menjadi keluhan masyarakat karna adanya dugaan dikerjakan tidak sesuai sfikasi.
Dalam peninjauan tersebut terlihat Bupati Muratara H. Devi Suhartoni menginjak-injak, bahkan di tutus menggunakan batu untuk melihat kualitas proyek peningkatan jalan di salah satu titik di Desa Kuto Tanjung, Kecamatan Ulu Rawas.
Bupati Muratara, H Devi Suhartoni pasca melakukan pengecekan, Bupati mengatakan sepanjang jalan di kerjakan asal asalan.
Dia sangat menyayangkan dengan apa yang ia saksikan. Menurutnya bukan hanya satu titik saja yang dikerjakan asal-asalan, tapi sepanjang jalan.
Di dalam video tersebut Bupati terlihat marah melihat kondisi jalan yang sudah rusak, sebelum selesai dikerjakan.
“Saya tadi sudah lihat semua, dan semua pekerjaan saya stopkan dan sudah ketemu Kades Kuto Tanjung,”kata Bupati Muratara H Devi Suhartoni, Ahad 26 Maret 2023.
Lanjutnya, terimakasih, dan terus awasi serta stopkan untuk semua (pekerjaan) tidak benar seperti ini.
“Cara kerja mereka (kontraktor) ini sama sekali tidak benar. PU harus turun ke lapangan stop semua proyek ini,” tegasnya.
Bupati ditemani anggota DPRD dapil tersebut menemui beberapa pekerja, yang sedang mengerjakan proyek jalan. Saat itu pula Bupati lansung memerintahkan para pekerja tersebut untuk tidak melanjutkan pekerjaan.
“Kamu stop dulu begawe (kerja). Jangan begawe dulu sampai PU datang. Tidak boleh ada pekerjaan lagi,” tegasnya.
Bupati menegaskan para pekerja tidak salah sama sekali, karena mereka sebatas kerja.” Nanti rapat, panggil semua pihak, terutama kontraktor,”tegasnya.
Bupati menyampaikan, para kontraktor berfikir proyek di dalam hutan tidak bisa di lakukan pengecekan.
“Inilah kalau kerjaan di dalam hutan tidak dikontrol. Jauh dari pemerintah. Dievaluasi semua, rapat dengan kontraktor. Dikiranya saya tidak bisa masuk hutan,”utaranya.
Diketahui pengerjaan proyek tersebut sempat viral di media sosial. Masyarakat menilai proyek jalan yang bernilai puluhan milliar tersebut dikerjakan asal jadi demi untuk yang besar.
“Pengecoran jalan beton menggunakan batu alam seukuran mangga, sangat tidak cocok,”kata warga.
Semestinya pengecoran jalan beton wajib menggunakan batu pecah atau batu split, agar kualitas jalan lebih terjamin. (Bar)