KAYUAGUNG, MS – Sebanyak 81 peserta Delegasi Bonn Challenge dari 29 negara asia pasifik, mengunjungi Demplot Restorasi Lahan Gambut di kawasan Jalan Sepucuk, Kelurahan Kedaton Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa (9/5/2017).
Peserta delegasi yang didampingi Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Alex Noerdin dan Dirjend Inventarisasi dan Pemantauan Hutan Kementrian LHK, Dr Ir Ruanda Agung disambut antusias oleh masyarakat Kayuagung dan diterima oleh Bupati OKI H Iskandar. Para peserta tampak antusias ikut menanam bibit pohon jelutung rawa di lahan Plasma Nutfah tersebut.
Bupati OKI H Iskandar, mengatakan pihaknya mengajak para delegasi menanam 100 bibit pohon lokal di lokasi, dan ini merupakan momen monumental karena bibit-bibit yang ditanam akan diadopsi oleh masing-masing delegasi. “Lokasi ini memiliki luas 20 ha yang sebelumnya merupakan kawasan hutan produksi tetap (HPL) eks kebakaran sejak tahun 2006 lalu terjadi suksesi alami yang terbentuk terdiri dari pakis dan rumput rawa,” tuturnya.
Lanjut Iskandar lokasi demplot restorasi gambut sepucuk ini ditanam beragam jenis pohon berkarakter lahan gambut. Seperti jelutung, ramin, punak, perupuk, meranti, medang klir, beriang, gelam, perepat, dan geronggang. Tapi, jenis tanaman yang dominan adalah jelutung.
Jenis tanaman tersebut bukan hanya ramah lingkungan, juga dapat dijadikan pangan bagi semua makhluk hidup, seperti aren, bambu, pinang, kelapa, dan lainnya. Kebun konservasi plasma nuftah di OKI ini dapat dijadikan role model nasional. “Ini bisa menjadi percontohan. Gambut hanya dapat direstorasi dengan tumbuhan ekosistemnya,” katanya.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan bahwa peserta sengaja diajak untuk melihat langsung ke kawasan demplot restorasi gambut disepucuk ini, karena ini wilayah yang berhasil dalam restorasi Gambut. “Para peserta ikut menanam disini, itu artinya mereka sudah berpartisipasi langsung dalam merestorasi lahan gambut di Kabupaten OKI. Karena Bonn Challenge ini diselenggarakan untuk berkontribusi terhadap restorasi landskap hutan yang akan membangun tujuan ganda antara kepentingan sosial dan lingkungan, mitigasi dan perubahan iklim,” ujar Alex. (ri)
