MUARAENIM, MS – Sejak dimulainya pengerjaan pembangunan dinding tebing Jukuh Bungkar awal tahun lalu, masyarakat 3 Desa Kecamatan Semende Darat Tengah meragukan kekuatan bangunan dinding tebing karena pondasinya dibangun di atas badan bangunan parit dan dinding tebing dibangun menuruti kemiringan tebing sehingga dikhawatirkan rawan longsor dan membahayakan keselamatan masyarakat.
Salah satu tokoh Masyarakat 3 Desa, Drs Komrin Djabar SH saat ditemui di kediamannya mengatakan, bukit Jukuh Bungkar selama ini digunakan masyarakat Desa Palak Tanah, Desa Muara Tenang dan Desa Kota Agung sebagai lahan pemakaman, kondisi dinding tebing yang curam dipandang perlu dipagari dinding agar tidak membahayakan masyarakat saat mengantar jenazah maupun ketika berziarah.
“Namun jika pembangunan dinding tebing Jukuh Bungkar dikerjakan mengikuti bentuk dinding maka bentuk dinding tentunya akan terlihat berkelok-kelok dan rawan lonsor, dinding tebing seyogyanya dibangun rata dan lurus dari pangkal hingga ke ujung lahan pemakaman sehingga tidak mengancam keselamatan masyarakat,” katanya, kemarin.
Komrin Djabar mengungkapkan, selain menuruti bentuk dinding tebing, pengerjaan dinding tebing Jukuh Bungkar juga tidak memakai pondasi tersendiri, pihak kontraktor malah memanfaatkan parit di tepi jalan sebagai pondasi pembangunan dinding Jukuh Bungkar sehingga mengakibatkan aliran air meluap ke badan jalan.
“Kondisi dinding tebing dan parit saluran air Jukuh Bungkar yang dikerjakan tidak memperhatikan keselamatan tentunya sangat membahayakan pengguna jalan, pengantar jenazah dan para peziarah, aliran air di bawah dinding tebing yang tidak lagi melalui parit sangat rawan mengikis pondasi badan bangunan sehingga rentan terjadinya longsor,” ungkapnya.
Salah seorang warga Desa Muara Tenang, Mijan (58) berharap Pemerintah setempat baik di tingkat Desa maupun tingkat Kecamatan memberikan perhatian lebih pada kondisi dinding tebing Jukuh Bungkar, dengan demikian diharapkan pihak Pemerintah dapat menyampaikan usulan perbaikan dinding tebing Jukuh Bungkar dan pembangunan parit yang dijadikan pondasi.
“Pembangunan dinding parit Jukuh Bungkar yang dilaksanakan adalah bentuk perhatian Pemerintah terhadap masyarakat, namun oleh karena proses pembangunannya tidak tepat sasaran maka diharapkan Pemerintah desa dan Kecamatan kembali mengusulkan renovasi dinding tebing dan pembangunan drainase saluran air yang tertutup pondasi dinding,” harapnya. (nov)