oleh

Dinilai Tak Mampu Memimpin, Kapolres Diminta Mundur

LUBUKLINGGAU, MS – Aksi penembakan yang dilakukan oknum polisi Polres Lubuklinggau berinisial KE yang menyebabkan Surini (50) warga Kecamatan Belitar Kabupaten Rejang Lebong meninggal terus berbuntut panjang.  Rabu (19/4/2017), puluhan massa yang tergabung dari berbagai organisasi kepemudaan berondong polres Lubuklinggau dan menuntut Kapolres Lubuklinggau, AKBP Hajat Mabrur Bujangga mundur dari jabatannya.

“Kapolres Lubuklinggau tidak mampu memimpin bawahannya, terbukti saat kejadian penembakan Kapolres tidak berada ditempat.  Harusnya kapolres legowo mundur dari jabatannya,” jelas Saprin Rais perwakilan dari BM PAN.

Lain halnya dengan yang disampaikann dengan Ketua GMNI, Angga Juliansah Nasution yang menyayangkan statement kapolres  menegaskan kalau tembakan yang menewaskan Surini adalah pantulan dari tembakkan mengenai ban mobil Honda City dengan Nopol BG 1488 ON.

“Kalau tembakan sasaranya ke ban mobil tidak akan mengenai dan menewaskan Surini yang ada di dalam mobil.  Kami sudah klarifikasi dengan Nopianti yang merupakkn korban yang saat ini di rawat di RSUD dr Sobirin, tidak ada perlawanan saat tembakan peringatan mereka sudah berhenti lantas mengapa menembaki mobil.  Ini bukan aksi koboi tapi aksi brutal oknum polisi,” tambahnya.

Sementarra perwakilan dari KPAID Lubuklinggau, Ade Surya mengutuk keras kejadian tersebut.  “Ada anak kecil didalam mobil yang menjadi korban, ini pasti menimbulkan trauma karena dipangkuan neneknya, ia melihat neneknya tewas kena tembak,” jelasnya.

Sementara Kapolres Lubuklinggau, AKBP Hajat Mabrur Bujangga berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. “Kasus ini tidak akan dihentikan Polda Sumsel sudah mengambil alih kasus penembakkan ini,” tegas kapolres.

Saat azan sholat Ashar berkumandang, kapolres meninggalkan peserta demo tanpa jawaban tuntas, karena sedari awal sudah disepakati demo selesai saat azan berkumandang. (Dhiae)

News Feed