oleh

FKMGK Permasalahkan Pergeseran Tapal Batas Muaraenim – Prabumulih

MUARAENIM, MS – Forum Koalisi Masyarakat Gunung Kemala (FKMGK) kembali menemukan patok tapal batas yang dibangun puluhan tahun lalu diwilayah RT.01 RW.04 Borvit Kelurahan Gunung Kemala.

Mereka yakini patok tersebut merupakan perbatas wilayah Prabumulih dengan Muara Enim. Namun sayangnya, patok tapal batas tersebut telah mengalami pergeseran yang sangat signifikan setiap tahunnya

“Patok ini dipasang sebagai tanda perbatasan Kota Prabumulih dan merupakan Patok Lebung Kure” ungkap Mat Yunus ketua KMGK saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu (28/7/2019)

Dirinya menambahkan jika patok tapal batas Lebung Kure yang ditemukan itu memiliki arti yakni Tiga Serumpun atau dengan kata lain dimaknai daerah tersebut dihuni oleh tiga Marga atau suku seperti Marga Rambang, Marga Belida dan Marga Lematang

“tiga marga itu maksudnya Payuputat (Lematang), Tanjung Telang (Belida) dan Gunung Kemala (Rambang) yang berbatasan dalam satu titik atau daerah yang hingga kini hidup rukun dan berdampingan” lanjutnya

Diketahui menurut informasi mantan Kepala Desa Gunung Kemala Mat Sali jika beberapa patok tapal batas Prabumulih juga terdapat didalam wilayah Tambang Batubara PT.GHEMMI Desa Gunung Raja yang saat ini sudah hilang karena penambangan

Sementara itu, Asurman warga setempat mengatakan jika saat ini warga Gunung Kemala telah meminta pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemkot Prabumulih untuk mengkaji ulang (revisi) penegasan tapal batas yang diklaim pihak Muara Enim yang saat ini bersentuhan langsung dengan tambang batubara

“kita masih menunggu tim dari provinsi dan dari pemkot untuk meninjau kembali wilayah tapal batas yang saat ini menjadi polemik dimasyarakat, jika dibiarkan wilayah Prabumulih akan habis oleh pertambangan” tegasnya. (red/dn)

News Feed