LUBUKLINGGAU, MS – Banyak cara yang dilakukan untuk mengenang jasa pahlawan yang telah berjuang dalam mempertahankan kemerdekaaan Republik ini. Salah satunya lewat kegiatan bakti sosial (Baksos) yakni bersih-bersih taman makam pahlawan dan museum.
Rabu (8/11/2017) personel Polres Lubuklinggau bersama Kodim 0406 MLM dan Brimob bersih-bersih museum subkos. Kegiatan baksos tersebut dalam rangka memperingati hari Pahlawan, dimulai pukul 07.30 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Diawali dengan pelaksanaan apel, pengarahan dan tidak lupa Unsur TNI dan Polri meneriakkan yel-yel sebagai bentuk kekompakan serta wujud semangat.
Dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih ditaman makam pahlawan kemudian bergeser ke Museum Sub Komando Sumatera Selatan (Subkoss). “Ini dalam rangka memperingati hari Pahlawan,” kata Wakapolres Lubuklinggau, Kompol Andi Kumara.
Menurutnya, kegiatan bersih-bersih yang dilakukan didua lokasi tersebut sebagai wujud untuk mengenang jasa pahlawan. Sekaligus mengajak anggota untuk melihat langsung bukti nyata perjuangan pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Salah satunya baksos di Museum Subkoss.
“Ada museum yang mungkin semua orang tahu, lihat lebih jelas mengenang jasa pahlawan. Ada bukti nyata, berupa barang-barang milik pejuang,” terangnya.
Lewat itu, diharapkan akan membimbing anggota untuk ingat sekaligus menjaga barang-barang yang ada. Salah satunya dibersihkan, termasuk bersih-bersih dilingkungan sekitar museum Subkoss serta taman makam pahlawan.
Sementara itu Petugas Bagian Bidang Museum Subkoss, Widyanto Slamet didampingi Ketua Yayasan Museum Subkoss yang juga purnawirawan, Santoso menjelaskan bahwa museum Subkoss sampai saat ini belum ada perbaikan. Dan museum ditunggu oleh tujuh orang petugas. “Sampai sekarang belum ada perbaikan. Kemarin ada peduli dari Sumsel. Itu saja usulan Pak Santoso,” ungkapnya.
Tadinya, Widyanto mengungkapkan di museum Subkoss terdapat sejumlah senjata peninggalan pejuang yang dipajang. Diantaranya seperti baju dinas, foto, sket perang dan tongkat kayu dari bambu.
“Sebagian sudah menghilang. Disini kami tidak menjamin keamanan. Sebelum dititipkan, menghilang. Sekarang sebagian kita titipkan di Kodam dan Kodim,” jelasnya.
Selain itu, dirinya mengakui untuk pemeliharaan bangunan Subkoss tidak mudah. Listrik pernah menunggak sampai Rp6 juta. Pihaknya mengaku untuk bertahan hidup, makanya lingkungan Subkoss disewakan bagi siapa yang akan menyewa. “Siapa yang nyewa dikenakan Rp1.500.000, untuk kita bertahan hidup. Lisrtrik pernah nunggak sampai Rp6 juta,” timpalnya.
Meski begitu, museum Subkoss hingga dengan saat ini masih sering didatangi anak-anak, khususnya pelajar PAUD, SD, SMP dan SMA. “Meski tidak lengkap. Masih ada anak-anak yang datang dari PAUD, SD, SMP dan SMA. Setiap hari kami buka terus, tanggung jawab kami untuk menjaga dan menunggu,” pungkasnya. (dhiae)
