OKUTIMUR, MS – Komisi II DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Pemerintah Kabupaten OKU Timur, Selasa, 29 Oktober 2024.
Tujuan kunker Komisi II DPRD Provinsi Sumsel ke Kabupaten OKU Timur adalah untuk menyerap aspirasi dan berdiskusi terkait perekonomian yang meliputi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, pangan, industri, perdagangan, dan UMKM di Bumi Sebiduk Sehaluan.
Dimana, dalam kunker ini, terdapat sejumlah permasalahan yang ada di Kabupaten OKU Timur menjadi perhatian khusus bagi Komisi II DPRD Provinsi Sumsel ini.
Pasalnya, anggota DPRD Provinsi Sumsel, Fenus Antonius, SE, MM, yang menjabat sebagai sekretaris dari komisi ll tersebut menanyakan kepada pemerintah setempat perihal beberapa hal yang disorotinya.
Diantaranya ialah masalah ketersediaan pupuk di OKU Timur masih menjadi masalah klasik yang kerap kali dirasakan oleh para petani.
Sayangnya hal ini tak menjadi prioritas pemerintah, padahal OKU Timur merupakan salah satu daerah lumbung pangan di Sumsel.
“Kami sebagai wakil rakyat berkomitmen mendukung OKU Timur ini menjadi Kabupaten yang maju terutama terkait pangan, apalagi sekarang yang menjadi perhatian kami adalah tentang pupuk, saya berharap distributor disini diperhatikan dengan serius, jangan ada yang bermain-main dengan pupuk,” ucap Sekretaris Komisi II DPRD provinsi ini.
Anggota dewan yang dikenal sebagai macan DPR ini juga mengingatkan untuk mengawasi distributor nakal yang ada di OKU Timur.
Menurutnya salah satu penghambat yang menjadi kendala terkait kelangkaan pupuk ini ialah adanya distributor nakal.
“Mulai kedepan harus dilakukan pengawasan terhadap seluruh distributor pak PJs Bupati, jìka ada distributor nakal jangan lagi diberi rekomendasi untuk diteruskan. RDKK akan terjadi penyimpangan jìka distributornya tìdak bersih,” tegasnya.
Terkait kunjungan kerja anggota Komisi ll DPRD provinsi Sumsel ini, Ayu Nur Suri, S.E. M.M sebagai ketua Komisi ll menyampaikan kedatangannya ialah untuk mendengar dan melihat langsung permasalahan diberbagai sektor di OKU Timur.
Seperti permasalahan pada sektor perekonomian, pertanian, perkebunan, peternakan, pangan, industri atau perdagangan serta UMKM yang ada di bumi sebiduk sehaluan ini.
“Kita sama-sama tau OKU Timur salah satu daerah penghasil beras di Sumsel, namun sangat disayangkan kelangkaan pupuk masih menjadi momok bagi petani. Untuk itu kedatangan kami bermaksud agar hal ini dapat diatasi dan mencari solusinya bersama,” ungkapnya.
Perhatiannya terhadap masalah yang dìhadapi petani bukanlah hal yang sepele. Kelangkaan pupuk di daerah lumbung pangan merupakan perkara yang tìdak main-main. Apa lagi indikasi mafia pupuk menjadì fokus utama.
Dengan begitu, dirinya bersama jajaran Komisi II lainnya berharap agar OKU Timur bisa menjadi lumbung pangan pertama di Sumsel yang bisa mengekspor ke luar negeri.
“Inilah salah satu yang harus dipecahkan bersama-sama supaya petani bisa tesenyum kembali,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini, Pjs. Bupati OKU Timur Prof. Dr. H. M. Edwar Juliartha, S.Sos., M.M, menyampaikan bahwa pemerintah OKU Timur sudah melakukan kerjasama dengan pihak kepolisian untuk menekan distributor nakal.
“Seperti yang dikatakan sekretaris Komisi II DPRD, bapak Fenus tadi, kita sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menekan mafia pupuk di OKU Timur,” terangnya.
Disampaikannya juga, OKU Timur saat ini masuk dalam 10 besar daerah lumbung pangan nasional. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi dan PDRB tahun 2023 sebesar 32,22 persen berdasarkan data BPS OKU Timur.
“Pemerintah berkomitmen dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis sektor unggulan yaitu pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Hal ini juga bersinergi dengan program kerja nasional dalam mencapai Indonesia Menuju Swasembada Pangan untuk mencapai Ketahanan Pangan,” pungkasnya. (Boy)