METRO SUMATERA – Persetujuan Optimasi Pengembangan Lapangan (OPL) Tahap-4 di Wilayah Kerja (WK) Rokan, yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina Hulu Rokan (PHR), telah diberikan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Dengan disetujuinya OPL tersebut, diperkirakan cadangan migas akan bertambah sebesar 26 juta barel minyak, dengan puncak produksi sekitar 10 ribu barel minyak per hari (BOPD) di WK Rokan.
“SKK Migas berkomitmen untuk mendukung pengembangan WK Rokan, yang merupakan tulang punggung produksi minyak nasional dengan rata-rata produksi sebesar 160 ribu BOPD. Dengan disetujuinya OPL Tahap ke-4, kami berharap PHR dapat mencapai target produksinya,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, pada Sabtu (17/6). melalui release persnya.
OPL Tahap-4 yang disetujui oleh SKK Migas mencakup pengeboran 245 sumur dan pemutakhiran produksi untuk mengelola tambahan minyak tersebut.
Dwi menambahkan bahwa total investasi yang akan digelontorkan dalam OPL Tahap-4 sekitar 12,5 Triliun Rupiah, dengan perkiraan pendapatan negara sekitar 10,5 Triliun Rupiah yang dihasilkan dari produksi 26 juta barel minyak.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pertamina melalui PHR yang telah merealisasikan komitmen mereka untuk tetap berinvestasi di WK Rokan. Selain memenuhi target produksi nasional, investasi ini diharapkan juga memberikan multiplier effect kepada masyarakat di Provinsi Riau,” lanjut Dwi.
Multiplier effect yang diharapkan mencakup terciptanya bisnis penyedia barang dan jasa bagi pengusaha lokal, peluang lapangan usaha, penyerapan tenaga kerja lokal, dan program tanggung jawab sosial dari KKKS.
“Dampak positif dari industri hulu migas tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga non-teknis, terutama bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi,” tutur Dwi.