BANDAR LAMPUNG, MS – Sebagai bentuk penguatan dinamika kebangsaan pemuda, Universitas Bandar Lampung (UBL) bekerjasama dengan Polri menggelar kuliah umum untuk para mahasiswa baru TA 2017/2018 pada rangkaian acara Program Pengenalan Kampus (PPK) 2017 Conventional Hall Mahligai Agung, Kampus Dra Hj Sri Hayati Barusman UBL, Minggu (17/9/2017). Acara ini dihadiri pula oleh Rektor beserta Wakil Rektor, Dekan, Ketua Program Studi, para Dosen, Wakapolda Lampung Kombes Pol Drs Angesta Romano Yoyol, M.M., Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Kabid Humas Polda lampung beserta ribuan mahasiswa baru.
Irjen Pol Dr H Ike Edwin, MH MM selaku Staf Ahli Kapolri bidang Sosial Politik (Sahlisospol) Kapolri mewakili Kapolri Drs H Muhammad Tito Karnavian MA PhD mengisi kuliah umum.
Rektor UBL, Dr Ir M Yusuf S Barusman, MBA menjelaskan kuliah umum ini digelar dengan latar belakang bahwa para anak muda punya tanggungjawab besar untuk keberlangsungan bangsa ini. Rektor mengatakan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus berbangga karena Negara ini memiliki pondasi kebangsaan yg kuat yakni Pancasila. Indonesia memiliki lebih dari 800 suku bangsa, 17.000 pulau, banyak agama, penduduk sekitar 250 juta, lebih dari 30 partai, namun masih bisa hidup berdampingan karena Ideologi. “Berbanggalah karena kita punya Pancasila yang adalah ideologi yg terbaik di dunia,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa lahirnya ideologi ini dari kaum intelektual seperti Soekarno, Hatta, Moh Yamin dan para tokoh lainnya “Kawanan intelektual itulah yang mengolah dan memproses lahirnya bangsa ini, mereka adalah pemuda dan pemudalah yang mempunyai peran sentral pembangunan negara ini,” jelasnya.
Sementara, Irjen Pol Dr H Ike Edwin MH MM membuka sesi kuliah umum dengan memberikan kuis kepada para mahasiswa baru dengan pertanyaan seputar kebangsaan. Mereka yang bisa menjawab, akan diberikan buku dan topi oleh Perwira Tinggi Polri ini. Ia juga memberikan beberapa hadiah-hadiah kepada mereka yang mampu mengenal dan menyebut nama lengkap Kapolda Lampung beserta wakilnya.
Irjen Ike Edwin pada sesinya mengatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara besar dengan penduduk terbesar ke empat di dunia setelah negara China, Amerika, Rusia dan India. “27 persennya adalah pemuda yakni 60 juta orang yang ada di indonesia,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa cita-cita dan masa depan bangsa ini tidak lepas dari pemuda. Estafet kepemimpinan bangsa dibutuhkan perjuangan dengan kemampuan dan kemuan yang kuat. “Jadilah manusia yang bermartabat bukan malah kehilangan martabat!” tegasnya.
Ia melanjutkan dengan tegas kepada mahasiswa untuk menjauhi perbuatan yang tidak baik. “Jadilah mahasiswa yang tidak mabuk-mabukan, tawuran, mencuri, balap liar, sex bebas dan narkoba,” pintanya.
Tak hanya itu perwira tinggi Polri menjelaskan bahwa sejarah telah membuktikan yakni mencapai kemerdekaan tidaklah mudah. “Perjuangan saat ini tak perlu senjata, sangat konteks pada perkembangan teknologi, sosial dan modernisasi lainnya,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa tahun 1945 telah membentuk kelompok pemuda yang seharusnya dijadikan inspirasi untuk melakukan hal yang baik bukan sebaliknya seperti mabuk, narkoba dan kriminal lainnya. “Bisa dilihat setiap hari ada 50 orang meninggal karena narkoba. Sekarang bertambah 60 jika digabung dengan pengguna baru,” jelasnya.
Dijelaskan dia, bila o 6 juta pemakai setiap hari itu bisa harga 1.8 triliun dengan per butir sekitar 300rb paling murah. Dimana, bila sehari 1.8 triliun. Setahun bisa 700an triliun. “Dengan dana sebesar itu lebih baik digunakan mengisi anggaran belanja negara daripada untuk membeli barang haram,” pungkanya.
Staff Ahli Sosial dan Politik Polri juga menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara kemajukan dengan 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1954 dan NKRI. Hal itu Menjadikan negara Indonesia unik dan menarik karena menjadikan kuat, bersatu karena perbedaan. “Generasi pejuang dahulu telah menjadikan negara ini besar,” ungkapnya.
Mahasiswa saat ini harusnya lebih maju dengan persaingan masa kini. Perlu diperhatikan untuk tidak melakukan tindakan-tindakan kriminalitas supaya majulah bangsa ini ke depannya. “Perlu disadari jika memang ada yg sudah terlanjur, tinggalkan! Dan jika belum, Jangan lakukan!” tegas Ike.
Sementara, sebagai bentuk apresiasi, Rektor UBL memberikan cinderamata kepada Irjen Pol Dr H Ike Edwin dan Kombes Pol Drs Angesta Romano Yoyol, M.M. Pasca kuliah umum PPK dilanjutkan dengan istirahat lalu pengenalan dari berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UBL. (sal/ril)
