LUBUKLINGGAU, MS – Hari kedua pelaksanaan kejuaraan Lubuklinggau Mountain Bike National kemarin (19/7/2017) dikategori Downhill kelas Men elite dan Run DH dengan kelas junior women dan elite women.
Difinal kelas bergengsi yakni Men Elite, Popo atlet Pelatnas yang gabung di klub Patrol Monten FJC Jawa Timur itu juara pertama dengan catatan waktu 3 menit 48 detik. Torehan dan capaian itu, membawanya untuk masuk Pelatnas guna persiapan diajang Asian Games nanti mewakili Indonesia. “Sebelumnya memang saya sudah masuk Pelatnas. Ini juga sebagai ajang latihan, pemanasan dan persiapan,” jelas Popo.
Sehari sebelumnya, Rider sepeda yang medok dengan logat Jawa tersebut sudah turun menguji keganasan trek di Bukit Sulap. Dan diakuinya, memang ada kesulitan ditrek lapangan yakni dititik atas yang kondis medannya berbatu. “Sebelumnya pernah turun. Kesulitannya diatas, karena batu-batu. Kemarin juga sempat hujan dan licin, panas, dan susah atur tekanan ban serta ganti ban,” bebernya.
Sementara itu, rider Sumsel yang juga selaku tuan rumah penyelenggaraan Kejurnas Lubuklinggau, di final bergengsi kelas Men Elite kemarin menurunkan tiga ridernya. Ketiga rider andalan ISSI Sumsel itu yakni Agung Pambudi, M Mahfud dan Mahir.
Torehan prestasi dikelas Men Elite itu, rider Sumsel mampu menempati juara kedua yakni Agung Pambudi dengan catatan waktu 3 menit 51 detik. Dua lagi rider Sumsel, salah satunya hanya mampu menempati lima besar yakni M Mahfud. Sedangkan diperingkat ketiga ditempati Hildan Afosma Katana.
Ketua PB ISSI Sumsel, Leonardi Sohe mengaku memang diawal dirinya optimis ridernya berpeluang juara di final di kelas Men Elite. Khususnya peluang itu kepada rider andalan ISSI Sumsel dari Lubuklinggau yakni Agung Pambudi. “Saya memang dari awal optimis pembalap kita juara di kejurnas ini meskipun diperingkat kedua,” kata Ketua PB ISSI Sumsel, Leonardi Sohe.
Menurutnya, khusus Agung Pambudi, ditahun sebelumnya pernah mendapatkan juara kedua. Termasuk dengan M Mahfud. Sebab keduanya telah mengenal medan lintasan. Sehingga tingkat kesulitan medan, keduanya sudah paham. “Kans besar disitu (Kategori Downhill kelas Men Elite DHI,” bebernya.
Leonardi mengungkapkan, rintangan atau tantangan medan cukup beragam dikategori lomba Downhill yang dilintasi. Jika pembalap tidak mengenal medan, maka cukup sulit bagi pembalap untuk menaklukannya tanpa lebih dulu harus beradaptasi. “Rintangannya cukup macam-macam, ada teknikal. Cukup sulit kalau pembalap tidak mengenal medan agak susah,” pungkasnya. (dhiae)
