oleh

Raup Cuan Dari Manisnya Madu

PALEMBANG, MS – Penggalan lirik lagu madu ditangan kananmu, racun ditangan kirimu bisa dibilang realita. Racun akan membunuh, sedangkan madu akan menyehatkan, Secara tak langsung cairan yang dihasilkan lebah ini memang baik bagi tubuh. Penuh nutrisi, bahkan obat penyembuh dari berbagai penyakit. Bukan hanya khasiatnya saja yang beragam, namun jenis madu juga beragam.

Jenis-jenis madu ditentukan berdasarkan sumber bunga atau tanaman habitat si lebah. Begitu juga dengan orang yang berwirausaha madu tidak sembarang. Namun paling tidak memiliki pengethaun terkait produk yang akan dijajakan.

Sayangnya, tidak semua bisnis mampu bertahan lama. Sebagian bisnis hanya happening di momen tertentu saja. Ketika momentumnya sudah lewat, pendapatannya jauh berkurang.

Bagi sebagian orang yang belum mengerti bisnis, hal tersebut menjadi ancaman yang tidak sepele. Daripada mengikuti tren akan lebih baik jika mencari peluang bisnis yang selalu dicari dan untung sepanjang masa.
Peluang bisnis yang bisa dicoba adalah bisnis madu. Bisnis ini memang terkesan tradisional. Namun nyatanya, produk madu dan olahannya selalu dibutuhkan karena banyaknya manfaat kesehatan yang dimiliki. Bisnis madu juga memiliki kemungkinan untuk mengalami modernisasi dan perkembangan.

Menjadi peternak madu hutan menjadi jalan Bustam (63) warga Desa Aur Duri, Kecamatan Niru, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Sselatan. Dirinya juga ingin mengenalkan madu lokal khas Muara Enim yaitu lebah hutan jenis Apis Cerana.

Bahkan, pria memiliki tiga anak ini memilih untuk mengundurkan diri dari sopir angkutan bus ke Muara Enim dan focus mengembangkan bisnis madunya.

“Usaha madu lebih menjanjikan, prospeknya luar biasa. Sampai-sampai mobil bus saya jual buat modal usaha madu,” ujar Bustam saat pameran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Palembang Indah Mall (PIM), Kota Palembang, Sabtu (6/8/2022).

Bustam memilih nama madu jenis Apis Cerana ini karena berharap bisa terus memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bustam mengaku mulai menggeluti bisnisnya setelah menemukan banyak madu tidak murni.
“Padahal, di kampung saya ada banyak madu murni,” pungkas memiliki satu istri ini.

Saking banyaknya madu di kampung halamannya, Bustam pun tahu betul rasa dan aroma madu murni.
Dia mengaku tidak tega melihat orang masih mengonsumsi madu palsu.

Hal itulah yang membuatnya mengenalkan madu murni ke masyarakat. Selain itu, Bustam juga mulai berpikir berbisnis. Keinginannya bulat pada 2014. Dia berhenti mengendarai bus.
Bustam mulai menekuni pekerjaan sebagai peternak lebah madu. Dia mengaku tidak begitu banyak mengeluarkan uang.

“Saya modalnya keyakinan. Bisa dibilang modal Rp 0. Hanya bermodalkan kotak kayu,” kata Bustam.

Sebelum bisnisnya membesar, Bustam sempat menjadi penghubung peternak madu dengan pembeli.
Setelah usahanya makin besar, Bustam pun kian fokus. Bustam mengaku menyediakan madu ternak dan hutan.
Dirinya bekerja sama dengan sejumlah peternak madu dari berbagai daerah, mulai Jambi dan Bengkulu.

“Alhamdulillah berkat ketekunan, ternak madu saya dilirik oleh PT Medco E&P Indonesia untuk dijadikan binaan perusahaan,” ungkapnya.

Awanya, Medco E&P memberikan bantuan 100 kotak koloni lebah kepada peternak di 2016 lalu. Jampir satu tahun berlangsung, panen pertama mendapatkan 32 liter madu.

Selama tinggal di Wilayah Kecamatan Niru, Bustam memanfaatkan lahannya untuk ternak madu hutan. Disana, dia menempatkan 160 kotak sarang lebah miliknya dan menatanya berjajar dengan jarak sekitar setengah meter setiap kotaknya. Lebah-lebah itu kemudian dibiarkan bebas berkeliaran secara alamiah tanpa khawatir hilang. Mereka akan selalu kembali ke dalam kotak sarang selama ratu lebah tetap berada di dalamnya.

Dengan 160 kotak lebah itu, dia mengaku dapat menghasilkan sekitar 1 ton madu dalam setiap masa panen yang baik. Kualitas maupun kuantitas panenan itu erat kaitannya dengan kondisi alam. Masa panen madu berlangsung paling singkat 12 hari dan paling lama 15 hari. “Benar, 1 ton itu jika panen maksimal dan merupakan akumulasi hasil masa panen dalam setahun. Ssedangkan 12-15 hari itu masa siapnya pengambilan. Pengambilan madu tidak bisa dilakukan secara serentak, tetapi berkala,” jelas Bustam sambil mengatakan ternak madu hutan ini juga butuh keahlian khusus.

Dijelaskan Bustam per liternya dihargai Rp600 ribu dan dari panen pertama tersebut peternak bisa menghasilkan sekitar Rp18 juta. Bahkan, saat ini omset yang didapatkan Bustam jauh melebihi nilai bantuan yang diberikan pada 2016 lalu. “Saya menghargai PT Medco lebih dari saya menghargai harga madu-madu ini,” ujarnya.
Cara panennya sendiri, sarang madu diiris dan membutuhkan waktu sampai tiga hari, agar madu keluar untuk ditampung dalam botol yang siap jual.

“Sarang madu tidak diperas karena akan kotor, jadi didiamkan beberapa hari agar madu menetes sendiri lalu disaring dan dimasukkan ke dalam kemasan botol sarangnya juga bisa dijual,” katanya.

Dirinya mengaku, kendala sejauh ini dalam budidaya madu yaitu faktor banyaknya beruang yang merusak sarang madu.

“Karena pohon di hutan pastinya ada hewan liar seperti beruang, jadi kita takut juga akan binatang tersebut,” pungkasnya.

Bustam menuturkan, jumlah produksi madu tiap kali panen memang tidak menentu dan tergantung musim. Produksi madu yang paling banyak yakni pada saat musim semi dikarenakan bunga-bunga dan daun tumbuh lebat di musim semi.

Beternak lebah bukan berarti tidak mengenal masa paceklik, Bustam menjelaskan, masa paceklik lebah bias mencapai 5 hingga 7 bulan dalam setiap tahun. Masa paceklik ini berarti lebah tidak begitu produktif menghasilkan madu karena tidak ada bunga yang bisa diisap sarinya. Pada masapaceklik ini, peternak lebah harus telaten karena mesti mencari alternatif makanan bagi lebah. Peternak umumnya memberikan gula untuk dimakan lebah-lebah itu sebagai ganti sari bunga. Caranya dengan menempatkan gula dalam wadah khusus di dalam kotak sarang lebah.

“Ya, biasanya saya kasih gula dua hari sekali,” imbuhnya.

Namun, hal itu tidak membuat Bustam dan komunitasnya untu berdiam diri. Ia juga terus memperkuat komunitasnya dan memperluas pemberdayaan.

Hal ini dilakukan dengan bergabung bersama komunitas-komunitas peternak madu lainnya. Baik itu komunitas yang berskala local maupun berskala nasional. “Saya tergabung dalam beberapa komunitas madu di Kabupaten Muara Enim dan juga diluar Muara Enim,” tambahnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk beternak madu hutan dengan menggunakan kotak. “Hasil madu ini cukup menjanjikan, seperti kata orang sekarang bisa raup cuan (uang, red) dari manisnya madu,” ujar Bustam sambil tersenyum.

Diujung percakapan ia menyarankan jika ingin melihat madu asli atau tidak maka bisa ditumpah di dalam gelas bersama air. Jika asli maka madu tidak akan bercampur dengan air kecuali diaduk. “Madu asli juga tidak bisa beku ditaruh didalam kulkas,” ujarnya.

Public Affairs Technician PT Medco E&P Indonesia, Feru Jiansen mengatakan pada tahun 2016 pihaknya melihat adanya potensi ternak lebah madu di wilayah Desa Aur Duri, Kecamatan Niru, Kabupaten Muara Enim. “Ada potensi ternak lebah madu lokal jenis Apis Cerana di Wilayah Muara Enim. Lalu, kami rangkul peternak madu hutan di wilayah Muara Enim ini untuk kita jadikan mitra binaan PT Medco,” ujarnya.

Menurut Feru, mitra binaan itu sendiri diberikan pelatihan agar usaha yang dilakukan bisa berkembang. “Medco memberikan fasilitas untuk mengikuti pelatihan pengolahan lebah di Yogjakarta,” ungkap Feru.
Sebenarnya, dikatakan Feru, usaha lebah milik Bustam sudah memberikan penghasilan yang cukup buat keluarganya. “Alhamdulillah usaha madu Pak Bustam sudah bisa memberikan nafkah buat keluarga setiap bulannya,” pungkasnya.

Menurut Bustam, bukan hanya Bustam saja yang peternak madu yang dibina PT Medco E&P Indonesia. “Ya, di daerah Muara Enim sudah beberapa peternak madu yang sudah berhasil dibina,” imbuhnya.

Untuk saat ini, kendala yang dialami peternakan lebah hutan ini adanya beruang yang tinggal di hutan. “Peternak madu sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat agar bisa menangkap beruang tersebut, sehingga para peternak lebah hutan ini tidak takut akan bahaya mengancam dari beruang itu,” tutupnya. (novas riady)

News Feed