PALEMBANG – Dr H Budiarto Marsul, SE, MSi, turut memberikan komentar terkait sosok H Chairul S Matdiah, SH, MHKes. Dia menyebut perjalanan hidup Chairul mirip dengan tokoh pemimpin Jepang bernama Toyotomi Hideyoshi.
“Awal kenal tahun 2005, Chairul saat itu pengacara adik saya. Dari situ sempat ketemu dan akrab sampai sekarang. Chairul sudah saya anggap seperti adik,” ujar Budiarto saat dibincangi di ruang Komisi I DPRD Sumsel, Senin (15/7).
Melihat sosok Chairul, dia teringat dengan tokoh pemimpin Jepang bernama Toyotomi Hideyoshi, anak petani yang berhasil menyatukan Jepang yang pada waktu itu bentrok satu dengan yang lain.
“Kenapa saya sebut teringat dengan Toyotomi Hideyoshi, karena Chairul membangun karir dari bawah, dari wartawan, pengusaha kayu, pengacara hingga menjadi anggota dewan,” ujar Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Selatan (DPRD Sumsel) itu.
“Toyotomi Hideyoshi adalah anak petani yang gigih berjuang dan akhirnya berhasil menyatukan Jepang. Toyotomi Hideyoshi membangun karir dari bawah, Chairul juga seperti itu, step by step (selangkah demi selangkah-red). Sebagai pengacara muda waktu itu Chairul tekun belajar hingga menjadi pengacara terkenal di Sumsel dan mampu praktek secara nasional di Bellezza Permata Hijau Jakarta dan membawa namanya cukup besar di bidang hukum,” kata politisi Partai Gerindra ini.
Budiarto menilai Chairul sosok yang ulet, apapun pekerjaannya akan dikerjakan secara serius. Saat menjadi pengacara banyak kasus yang mampu diselesaikan berkat keuletannya.
Begitu juga saat hijrah ke dunia politik ketika bergabung dengan Partai Demokrat. Chairul, kata Budiarto, mempelajari politik secara serius berbekal latarbelakang ahli hukum.
“Dia bisa menyesuaikan diri dengan mudah di dunia politik dan mampu menjadi Wakil Ketua DPRD Sumsel 2014-2019 karena latarbelakang ahli hukum. Chairul bisa menyatukan teman-temannya yang berselisih dan berdebat karena kedekatannya dengan rekan-rekan di DPRD Sumsel,” ujar mantan Wakil Walikota Pagaralam itu.
Sosok Rendah Hati dan Romantis
Selain sosok yang bisa menyatukan, Chairul, lanjut Budiarto, adalah sosok yang humble atau rendah hati dan sedikit romantis.
“Humble dan sedikit romantis, saya lihat keromantisannya saat bergaul dengan kawan-kawan. Chairul juga memiliki keluarga yang bahagia, kebetulan saya dekat dengan keluarga beliau karena saat beliau menggelar hajatan dan sedekah saya hadir,” kata Budiarto yang dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu.
Chairul juga dinilai sebagai sosok yang dermawan dan senang menyumbang, memberi bantuan ke panti asuhan dan membangun masjid. Di beberapa tempat masjid yang dibangun diberi nama orangtuanya H Matdiah Faat dan Hj Rodiah Matdian.
“Beberapa masjid yang dibangun dan diberi nama orangtuanya, ada di Prabumulih dan dekat tempat tinggal Chairul S Matdiah di kawasan Kalidoni. Itu dilakukannya sebagai bakti kepada kedua orangtuanya yang sudah membesarkannya dengan susah payah,” katanya.
“Chairul pribadi yang menyenangkan dan dengan teman-teman baik sekali. Ketika dia sakit dan harus menjalani operasi cangkok ginjal di Mount Elizabeth Hospital di Singapura, saya yang pimpin doa di Komisi 2 saat itu. Berkat kesabarannya beliau kini sehat. Kita doakan di usia yang ke-60 tahun, beliau tetap sehat agar terus bisa berbakti di tengah masyarakat Sumsel,” katanya.
Sementara itu Ketua Komisi I DPRD Sumsel H Antoni Yuzar, SH, MH, mengatakan, sudah mengenal H Chairul S Matdiah, SH, MHKes, sejak awal tahun 1990.
“Ya, sudah cukup dikenal, bukan baru dikenal. Chairul S Matdiah rekan sejawat sesama advokat, dan sama-sama membela kasus korupsi hingga tahun 2000,” kata Antoni.
Setelah cuti sebagai advokat tahun 2008, dia dan Chairul memutuskan terjun ke dunia politik. Dia kemudian menjadi Ketua Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) Kota Palembang dan terpilih menjadi Anggota DPRD Kota Palembang Periode 2009-2014.
Pada periode kedua PPRN tidak lulus verifikasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena tidak mempunyai wakil di pusat. Ia akhirnya pindah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan kembali menjadi Anggota DPRD Kota Palembang Periode 2014-2019.
Setelah menjadi Anggota DPRD Kota Palembang, ia terpilih sebagai Anggota DPRD Sumsel Periode 2019-2024, namun gagal saat mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumsel 1 Periode 2024-2029.
“Berbeda dengan saya, Chairul langsung ke DPRD Sumsel dan terpilih tiga periode secara berturut-turut dan pernah menjadi pimpinan DPRD Sumsel. Sementara saya dua periode di DPRD Kota Palembang, kemudian satu periode di DPRD Sumsel,” kata politisi PKB ini.
Antoni mengatakan, Chairul adalah sosok yang tepat waktu atau ontime. Dia selalu datang sebelum waktu pertemuan.
“Kami kadang lupa saat melakukan janji bertemu, tapi beliau selalu mengingatkan sebelum waktu pertemuan, baik lewat WhatsApp atau by phone,” katanya.
Antoni menilai Chairul sebagai sosok yang visioner atau orang yang memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan dan memiliki strategi yang tepat untuk langkah kedepannya.
“Kelebihan pacak ngomong (bisa berbicara-red) karena background (latar belakang-red) dari pengacara dan apa yang disampaikan dapat mempengaruhi pemikiran orang lain. Pak Chairul selalu mempelajari hal positif dan tidak sungkan memberi saran. Beliau orang yang sangat baik,” kata pria Pria kelahiran Banyuasin, 22 Desember 1963 itu.
Antoni juga menilai Chairul sebagai sosok yang gemar bersedekah, seperti berbagi nasi bungkus, membangun masjid dan bersedekah dalam bentuk materi.
“Sosok yang sangat dermawan dan gemar bersedekah dengan sebagian harta dan rezeki yang ia miliki,” katanya.
Sementara Anggota DPR RI Fraksi Demokrat Periode 2004-2008 Sarjan Tahir, SE, MM, menilai Chairul sebagai sosok yang humble atau rendah hati dan rajin melakukan silaturahmi.
“Bung Chairul juga memiliki perhatian yang besar kepada sahabatnya. Juga memiliki jaringan komunikasi yang luas di tingkat elite politik, akar rumput di kota dan desa,” katanya. #csm
