Syamdakir Bantu Anak Nyaris Putus Sekolah

DAERAH, HEADLINE310 views

PRABUMULIH, MS – Organisasi Masyarakat (Ormas) Forum Komunikasi Putra Putri TNI Polri (FKPPI) 0608 Prabumulih memberikan bantuan ke Indramayu (45), penggali kubur Covid-19 anaknya sempat nyaris putus biaya, karena belum menerima gaji atau haknya tercatat warga Jalan Bima RT 04/RW 05 Kelurahan Mangga Besar (Mabes), Kecamatan Prabumulih Utara. Sebelumnya bantuan juga diberikan dari Mantan Gubernur Sumsel, Ir H Alex Nordien SH.

Ketua FKPPI, Syamdakir Edy Hamid ST mengaku, prihatin atas kejadian tersebut. Sehingga, langsung menyambangi rumah Indramayu untuk memberikan bantuan sebagai bentuk kepedulian.

“Jujur saya prihatin dengan kondisi pengali kubur Covid-19, belum mendapatkan haknya. Sehingga, menyebabkan anaknya nyaris putus sekolah karena belum gajian. Kita juga mengingatkan pengali kubur Covid-19 untuk bersabar karna keterlambatan ini mungkin disebabkan mekanisme proses prosedur saja,” ujar Syam, panggilan akrabnya yang juga sebagai Wakil Ketua Golkar Bidang Pemuda dan Olahraga dibincangi awak media, Rabu (15/7/2020) di sela-sela pemberian bantuan.

Didasari kepedulian, kata dia, FKPPI mengumpulkan dana patungan dari anggota untuk membantunya. Dan, memberikan bantuan sembako, peralatan sekolah komplit sepatu dan tas , dan juga uang tunai .

“Uang diberikan sebagai tambahan biaya sekolah bagi anaknya. Sementara itu, demikian pula perlengkapan sekolah. Sembako, untuk kebutuhan sehari-hari pengali kubur Covid-19 dan keluarga,” terangnya.

Ia juga berharap, agar Pemerintah kota (Pemkot) khususnya Dinas Kesehatan (Dinkes) lebih memprioritaskan dan segera membayarkan hak atau gaji pengali kubur Covid-19 ini. “Jangan sampai terlambat seperti ini, karena memberatkan pengali kubur untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Bayarkan gajinya tepat waktu. Dan, jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi, kasian dan Harus menjadi perhatian serius,” sarannya.

Sementara itu, Indramayu mengaku, berterima kasih atas bantuan telah diberikan sehingga anaknya bisa kembali bersekolah.

“Sudah 1,5 bulan, gaji aku belum dicairkan. Rp 1,5 juta, ditanyoke tar sok tar sok (bentar besok, red). Mak mano nak bayaran sekolah anak aku, duit dak katek belum dibayar wong. Untung ado yang bantu, anak aku pacak sekolah. Alhamdulillah,” ucap pak indra bersyukur.

Lanjutnya, berharap, haknya bisa segera cair sehingga tidak menyusahkan orang lain lagi terus memberikan bantuan dan kepedulian kepada pihaknya.

“Gara-gara terikat cak ini, aku dak pacak begawe lain. Ado wong 8 kami jadi pengali kubur dan pemakaman pasien Covid-19. Info yang aku terima samo bae, belum gajian galo,” akunya. (an)

News Feed