MURATARA, MS – Puluhan masyarakat dari wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menggelar aksi demonstrasi di tugu batas yang dibuat oleh Provinsi Jambi. Massa menggelar aksi menolak keputusan Pemerintah Pusat masalah tapal batas antara Kabupaten Surulangun dengan Muratara.
Massa meminta tapal batas dikembalikan seperti semula dengan batas alam sungai seperti yang dilakukan sebelumnya.Jika tuntutan tidak diindahkan maka masyarakat akan merobohkan secara paksa tugu perbatasan.
Koordinator lapangan, Budi Masrip dalam orasinya mengatakan apabila yang dituntut masyarakat tidak dindahkan dalam rentang waktu 10 hari, maka masyarakat akan menghancurkan tugu perbatasan tanpa melalui komando.
“Kami juga meminta pembangunan tugu ini diusut tuntas. Karena ada dugaan syarat penyelewengan. Tidak mungkin membangun tugu di daerah orang lain,” tegasnya.
Untuk itu masyarakat meminta supaya tapal batas dikembalikan seperti semula dengan batas sungai. “Kami meminta kepada petinggi di Sumsel dan Jambi serta Kemendagri jangan memandang sebelah mata Pemkab Muratara. Karena apabila pemkab Muratara diremehkan maka rakyat akan turun membantu,”tegasnya.
Hal senada dikatakan Taufik yang mensinyalir ada pihak-pihak tertentu mengancam memutuskan aliran listrik, bila polemik ini terus berlanjut. Sebab apabila itu dilakukan akan timbuk bahaya lagi, dengan apa yang akan dilakukan. “Jangan coba-coba mengancam akan memutuskan aliran listrik. Karena akan timbul bahaya,”ancamnya.
Sementara itu Kabag Tapem, Firdaus Haris, mengatakan dari hasil pertemuan dengan Mendagri bahwa perbatasan bukan di jembatan pinggir sungai seperti yang sudah ditentukan. Tetapi dititik dopler. Nah kalau dititik dopler artinya wilayah Desa Simpang Nibung hilang. Makanya saat rapat itu dia bersama asisten I walk out, dan menyurati Gubernur.
“Saya minta duduk bersama. alangkah naif bersaudara pecah gara-gara sedikit. Batas alam yang menjadi batas wilayah. semua penduduk di simpang nibung bersaudara,”tegasnya.
Sementara itu, Camat Rawas Ulu, Hj Gusti Rohmani, menjelaskan masalah tapal batas sudah berupaya untuk diselesaikan secara mufakat. Perlu diketahui untuk batas ini ada data-data seperti batu hitam dan putih. Untuk batu hitam masuk wilayah Sumsel sedangkan batu putih masuk wilayah Jambi. Makanya ada garuda hitam dan putih, dilepaskan diembatan simpang nibung dan banyak data-data yang lain.
“Untuk para pendemo mereka ingin demo silahkan. kami ke pusat memperjuangkan tapal batas ke simpang nibung,” pungkasnya. (dhiae)
