Air Bersih dan Sumber Air Baku Utama di Provinsi Jambi

EDITORIAL, HEADLINE1,152 views

Oleh Nola Ramasentia

Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Begitu juga halnya dengan masyarakat di Provinsi Jambi yang membutuhkan sumber daya alam tersebut. Namun, saat ini sumber air yang dibutuhkan masyarakat semakin menunjukkan permasalahan yang cukup serius. Sejak tahun 1975, Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan Survei Tahunan Perusahaan Air Bersih di seluruh Indonesia. Hasil dari survei tersebut adalah publikasi Statistik Air Bersih. Publikasi tersebut memuat data tentang kegiatan perusahaan air bersih dalam memproduksi air bersih hingga menyalurkannya pada pelanggan.

Berdasarkan Survei Tahunan Perusahaan Air Bersih yang dilaksanakan oleh BPS tahun 2018, sumber air baku utama yang digunakan PDAM Provinsi Jambi bersumber dari sungai, danau, air tanah, dan mata air. Seperti yang kita ketahui, sumber air baku utama Provinsi Jambi adalah Sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang sekitar 800 km. Dari data hasil survei tersebut selama periode 2014-2018 dapat dilihat bahwa sungai memiliki persentase paling tinggi yaitu rata-rata diatas 90% dan persentase paling rendah dimiliki oleh sumber air tanah dengan rata-rata sebesar 1,3%.

Kapasitas produksi potensial pada tahun 2017 adalah 3.729 ltr/detik, sedangkan pada tahun 2018 menjadi sebesar 4.302 ltr/detik berarti terjadi peningkatan sebesar 15,37%. Sementara kapasitas produksi efektif pada tahun 2017 sebesar 2.924 ltr/detik sedangkan pada tahun 2018 sebesar 3.242 ltr/detik yang berarti terjadi peningkatan sebesar 10,88%. Dari perbandingan kapasitas tersebut maka efektivitas produksi di tahun 2017 dan 2018 berturut-turut adalah sebesar 78,41% dan 75,36%. Namun, untuk periode tahun 2014-2018 terjadi penurunan pertumbuhan efektivitas sebesar 2,41% dikarenakan kenaikan lonjakan efektivitas yang cukup tinggi di tahun 2014 dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Tentunya produksi air bersih tertinggi juga berada di tahun 2018 sebanyak 62.634.288  dengan volume air yang disalurkan sebanyak 32.145.343 .

Pelanggan air bersih yang disalurkan oleh perusahaan air bersih terdiri dari beberapa kelompok yaitu Sosial, Rumah tangga, Instansi pemerintah, Niaga, Industri dan kelompok Khusus. Pertumbuhan pelanggan tiap tahunnya sekitar 7,67% dan sebagian besar konsumen PDAM adalah rumah tangga yaitu sekitar 85,6% volume air yang disalurkan untuk rumah tangga. Provinsi Jambi memiliki 11 PDAM yang mampu malayani 113 dari 141 kecamatan yang ada di Provinsi Jambi. Kabupaten dengan kecamatan yang terlayani paling sedikit adalah Tanjung Jabung Barat. Hal tersebut bisa disebabkan karena daerah dan medan yang cukup terjal sehingga sulit untuk dihampiri.

Adanya peningkatan kebutuhan air ini justru tidak sejalan dengan kualitas air sungai yang tersedia. Pencemaran lingkungan membuat kualitas air sungai menjadi terganggu dari waktu ke waktu. Pencemaran Sungai Batanghari tidak hanya bersumber dari limbah cair pabrik karet, sawit, merkuri dari penambangan emas, perhotelan dan industri lain tetapi juga tercemar dari limbah padat atau sampah dari rumah tangga, pasar, pertanian dan pertokoan. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencegah dan mengatasi pencemaran sungai batanghari yang tercermin dari masih banyaknya sampah. Selain itu, warna air sungai pun telah berubah menjadi hitam pekat yang disebabkan oleh limbah cair.

Sungai Batanghari juga menjadi sumber air untuk irigasi pertanian, sumber penghidupan para petani ikan dengan jaring apung dan kolam-kolam ikan di kawasan daerah aliran sungai (DAS) serta hingga kini masih menjadi jalur transportasi penting bagi masyarakat Jambi. Pencegahan dan penanggulangan pencemaran Sungai Batanghari perlu terus ditingkatkan agar Sungai Batanghari tetap lestari karena sungai tersebut sejak dulu menjadi penopang kehidupan masyarakat Jambi.

Jumlah pelanggan air bersih yang terus bertambah tiap tahunnya sehingga kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat. Hal ini tentu diiringi dengan volume air bersih yang disalurkan juga terus melonjak. Jumlah pelanggan air bersih pada tahun 2014 sampai dengan 2018 bertambah sebanyak 51.022 pelanggan. Tahun 2018 merupakan tahun dengan jumlah pelanggan tertinggi sebanyak 199.327 pelanggan. Dengan adanya peningkatan pelanggan tersebut maka diperlukan kerjasama antara masyarakat dan pengusaha untuk selalu menjaga kualitas sungai batanghari.

Produktivitas pekerja tahun 2014 sebesar 31.085, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan produktivitas pekerja tahun 2018 sebesar 24.977. Hal tersebut menyebabkan selama periode 2014-2018 terjadi perlambatan pertumbuhan produktivitas pekerja rata-rata menurun sebesar 5,32% tiap tahunnya. Angka ini perlu menjadi perhatian pemerintah untuk perbaikan kedepannya dalam jumlah pekerja dan kualitas pekerja agar dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

Pertumbuhan efektivitas produksi yang minus juga perlu diperhatikan oleh perusahaan air provinsi jambi. Perusahaan air bersih harus meningkatkan kinerja mesin dan peralatannya misal dengan melakukan penggantian pipa-pipa penyaluran yang telah usang bahkan tidak layak pakai untuk meminimalisir kebocoran sehingga produksi air bersih bisa lebih efektif. Sementara untuk kualitas air bersih yang lebih baik maka diperlukan edukasi dan penyuluhan bahaya pencemaran lingkungan untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai. Selain itu, untuk kedepannya perusahaan air bersih diharapkan dapat memperluas cakupan wilayah distribusi air bersih yang berkualitas baik dan lancar.

 

 

 

News Feed