MUSIRAWAS. MS – Zubaidah (29), warga RT 01, Kelurahan Pasar Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas (Mura) harus meregang nyawa setelah di tusuk oleh Reka Suanra (33) yang tak lain suaminya sendiri hingga tewas, Senin (04/12/2017) sekitar pukul 20.05 WIB.
Ibu rumah tangga itu meninggal dunia dengan luka sebanyak enam tusukan, dua sayatan pada leher bagian belakang, enam tusukan pada dada bagian depan, serta tiga sayatan pada lengan kiri yang mengakibatkan Zubaidah meninggal di tempat.
Kapolres Mura AKBP Bayu Dewantoro melalui Kapolsek Muara Beliti, AKP Trisopa mengatakan pembunuhan sadis istri itu bermula saat Zubaidah ingin pergi dari rumah Reka Suanta. Sementara suami merasa cemburu terhadap istrinya dan mencegah istrinya itu untuk tidak pergi dari rumah.
“Namun istrinya tetap ingin keluar rumah dan akhirnya suaminya mengunci pintu rumah. Tetapi istrinya merebut kunci dari tangan suami, sambil terjadi cekcok mulut,” ungkapnya.
Zubaidah tetap ingin lari dari rumah dengan tetap ingin membuka pintu yang memancing emosi dan kemarahan Reka. Karena merasa cemburu bercampur takut di tinggal istri lalu Reka berlari ke dapur mengambil sebilah pisau dan langsung menusukkan pisau secara membabi buta ketubuh istrinya.
“Mendapat kabar itu anggota mendatangi tkp dan melakukan olah TKP, menghubungi medis puskesmas Muara Beliti dan membawa korban ke puskesmas Muara Beliti. Lalu langsung memerintahkan anggota menyebar di seputaran tkp mencari keberadaan Reka,” katanya.
Setelah pencarian al hasil Reka berhasil di temukan di simpang tiga Muara Beliti dan selanjutnya pelaku atas nama Reka pun di amankan di polsek Muara Beliti guna di lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Dugaan pembunuhan sadis itu di duga terjadi bermotifkan cemburu dikarenakan Zubaidah pernah tidak pulang ke rumah dan ingin lari dari rumah,” ujarnya.
Jenazah Zubaidah, Senin (04/12) malam langsung di makamkan di tempat keluarganya di Desa Durian Remuk.
Suasana rumah mereka saat ini tampak sepi, tidak ada aktivitas apa pun. Kedua anaknya Dani kelas lima SD dan Krisna umur tiga tahun sekarang dititipkan di rumah keluarganya.
Menurut Suryani (30), tetangga seberang rumah mereka mengatakan sehari-sehari korban memang jarang keluar rumah. Keluar rumah pun hanya datang belanja ke warung, setelah selesai belanja pun langsung pulang kembali ke rumah.
Suryani mengaku memang sering melihat Zubaidah minggat ke tempat keluarganya, namun lima bulan terakhir Zubaidah tidak pernah minggat-minggat lagi, walau pun hampir setiap hari mereka mendengar Reka dan Zubaidah ribut.
“Setiap minggat tidak pernah lama dan kembali pulang ke rumah lagi. Paling lama lima hari, kemudian balik lagi, akur lagi nyadap karet bareng-bareng lagi,” ungkapnya.
Suryani juga mengatakan jika Reka orangnya tertutup dan jarang keluar rumah, Sehari-sehari bertemu Reka memang pendiam. Ketemunya pun saat mereka mau pergi nyadap karet. Namun setiap bertemu hanya ngobrol ala kadarnya.
”Reka keluar apabila ada pengajian dan ada hajatan saja. Sementara istrinya tidak pernah disuruhnya keluar rumah. Kalau ketemu bilang mau kemana, dia bilang sama istrinya mau nyadap, paling seperti itu saja,” katanya.
Suryani juga mengaku bertemu terakhir dengan dua pasutri itu saat keduanya pulang usai berbelanja kebutuhan pokok dari kota Lubuklinggau, saat bertemu mereka tidak ada tanda-tanda ada keributan.
”Awal kejadian memang tidak tedengar apa-apa, tiba-tiba anaknya yang kecil Krisna manggil keluarganya dan mengatakan kepada uwaknya kalau ibuknya sudah meninggal dibunuh bapaknya,” ungkapnya.
Ketika dapat informasi pihaknya tidak berani langsung membuka pintu, pihakya menunggu aparat Polsek Muara Beliti. Setelah polisi datang kemudian baru berani masuk dan menemukan Zubaidah sudah terlentang tak bernyawa.
“Dalam keadaan tak bernyawa, sudah mandi darah, sedangkan Reka sudah tidak ada lagi dan langsung kabur,” timpal Misran (31) suami Suryani. (dhiae)
