MUARAENIM, MS — Masyarakat Desa Tanjung Jati Kecamatan Muaraenim Kabupaten Muaraenim mengeluhkan keberadaan PT Arif Mitra Raya (AMR). Perusahaan yang menjadi sub kontraktor transportir PT Titan Sriwijaya itu dinilai tidak memberikan kontribusi terhadap desa.
Seperti yang diungkapkan Kristian Deni, salah satu warga Desa Tanjung Jati, menurutnya PT AMR kurang bermasyakat dengan warga sekitar. Pasalnya, sebagai sebuah perusahaan besar PT AMR dinilai tidak mampu untuk membayar iuran keamanan untuk operasional petugas jaga malam.
“Padahal iuran jaga malam tersebut hanya Rp25 ribu perbulan, namun PT AMR sejak dimusyawarahkan pada 13 Januari lalu hingga kini belum juga membayar. Ini kan tidak masuk akal. Bagaimana kalau mau mengajukan bantuan Masjid atau Musalah,” kata Deni dengan nada kesal, Jumat (14/4/2017).
Jhonny W Marpaung, Project Manager PT AMR saat dikonfirmasi terkait hal tersebut menyangkal jika pihaknya tidak mau membayar iuran jaga malam. “Kami akan membayar angsuranya pak, namun kami sering kali lupa dan tidak sempat untuk mengantarkanya kepada bendahara -jaga malam-,” ungkapnya.
Pernyataan pihak PT AMR itu dibantah oleh Wiwin, panitia pengumpul dana jaga malam. Menurut Wiwin, saat dirinya memimta uang iuran jaga malam, pihak PT AMR selalu berjanji akan mengatakan iurannya besok.
“Karyawan yang ada di kantor tersebut berinisal NV selalu mengatakan besok diantarkan,” kata Wiwin menirukan.
Namun hingga kini, lanjut Wiwin, hal itu belum terealisasi. Padahal, lanjutnya, kegiatan jaga malam ini sebelumnya sudah dirapatkan dan dimusyawarakan.
“Dimana dalam rapat itu dihadiri oleh masyarakat sekitar, Pemerintah Desa, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Tanjung Jati,” ujar Wiwin.
Hal senada disampaikan Usrul. Dirinya berharap PT AMR dapat bermasyarat. “Seperti kata pepatah, dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung. Kita berharap PT AMR berkenan membayar iuran itu, layaknya masyarakat sekitar yang juga membayar,” pungkas Usrul. (Dev)
