
PALI, MS – Pengumuman hasil ujian kompetensi Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang sebelumnya disampaikan Bupati PALI Ir Heri Amalindo Rabu (13/7) ternyata diundur. Bahkan, pengumuman kelulusan itu akan diserahkan oleh Pusat Pelayanan Jasa Ketenagakerjaan (PPJK) Unsri Kamis (14/7). Hasil ujian itu sendiri akan diumumkan melalui website PPJK Unsri. Sehingga membuat sebagian TKS menjadi galau.
Bupati Ir Heri Amalindo MM melalui Setda Robby Kurniawan SStp mengatakan pengumuman hasil ujian kompetensi TKS itu diundur bukan hal yang disengaja. “Pemkab bukan mengulur waktu kelulusan. Tapi, kami masih menunggu nama yang lulus dari PPJK Unsri. Dan itu harus di upgrade ulang,” ungkap Robby, Selasa (12/7).
Menurut dia, kelulusan itu sendiri akan baru diserahkan PPJK Unsri Kamis (14/7) nanti. “Ya, kita tunggu saja hasilnya. Hasilnya akan diumumkan di website PPJK dan akan diserahkan kepada seluruh jajaran Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD), kemudian SKPD akan memberikan informasikan kepada bawahan,” jelasnya.
Ia menegaskan kelulusan TKS ini murni, tidak ada sabotase serta tidak ada tindakan kolusi. “Penilaian sendiri dilihat dari kedisiplinan, kehadiran, hasil kemampuan dalam uji kompetensi, pengurangan ini bukan kepentingan pribadi bupati, akan tetapi pemerintahan ini melihat kemampuan pegawainya,” tegas Robby.
Salah satu TKS di Kecamatan Penukal yang enggan namanya ditulis dalam media merasa bingung dengan pemerintahan Kabupaten PALI saat ini. Menurut dia, pemkab PALI seakan mengulur waktu untuk mengeluarkan beberapa nama TKS yang lulus. “Kami sudah bolak-balik pergi ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk menanyakan perihal ini. Informasinya beberapa hari lalu bupati PALI menyampaikan Rabu (13/7) diumumkan kelulusan tesnya. Tapi nyatanya diundur lagi,” pungkasnya.
Bahkan, para TKS mempertanyakan kepada bupati status TKS. “Di perpanjangan atau tidak surat kerja (SK) TKS. Sebab tanggal 30 Juni yang lalu masa kerja TKS habis. Sedangkan SK belum diperpanjang. Disini kami juga meminta kepastian yang jelas kapan pengumuman akan dikeluarkan, ” tandasnya.
Ia menambahkan dengan adanya kegalauan ini, kami ragu masuk kerja. Bahkan akan menjual baju seragamnya bila tidak diperpanjang. “Mudah-mudahan bupati PALI dapat mengerti apa yang kami rasakan saat ini,” pintanya. (yeng)
