PALEMBANG, BP – Aktivis dan mahasiswa lintas generasi akan menggelar rembuk aktivis Sumatera Selatan (Sumsel). Kegiatan yang akan melibatkan 300 aktivis itu direncanakan digelar pada 19-21 September 2019 di The Zury Hotel, Jalan Radial Palembang.
Ketua Panitia Rudiyanto Pangaribuan menjelaskan kegiatan ini merupakan wadah aktivis untuk berkumpul, bercerita, tapi serius dan akan ada resolusi dan rekomendasi yang akan dikeluarkan.
”Bahwa kegiatan ini diawali suatu peristiwa iya tetapi tidak menjadikan yang utama, yang pasti kita tidak ingin kejadian itu terjadi lagi, bahwa kawan-kawan aktivitis adalah kelompok yang konstruktif artinya siap mengatakan yang baik kalau memang itu baik, tolong diperbaiki kalau itu kurang baik, dan tolong diubah kalau memang itu tidak baik, jadi dasarnya itu,” katanya, Minggu (1/10/2019).
Selain itu menurut mantan Komisioner KPU Palembang dalam politik kekinian, menurutnya kawan-kawan aktivis ada yang ingin berpartisipasi dalam bentuk apapun , asal bisa berkontribusi.
“Sebutlah seperti kawan kita Sukma mungkin akan jadi komisaris, kawan-kawan mencoba merekomendasikan kemanapun itu, bung Firdaus kandidat kuat calon Wakil Bupati Pali, kenapa tidak , kita bicarakan, kita berembuk, mungkin ada teman-temen keinginan yang lain , kita dukung dan kritik dari kawan-kawan harus kita dengar, kita jaga jangan sampai apa yang terjadi pada Ade Indra tidak terulang di daerah, kalau sedang orasi biasa , euporia yakinlah itu tidak ada faktor subjektif, nanti apapun resolusi yang dibicarakan kita serahkan kepada kawan-kawan aktivis, “ katanya.
Sedangkan bentuk dari rembuk ini dengan Forum Group Discuss (FGD) dimana akan diundang pembicara dari nasional, dari lokal dan ditingkat Komisi ada pembicara baik tingkat nasional dan lokal. “ Walaupun kesannya rembuk namun kita mau agak sedikit serius, “ katanya.
Rudiyanto Pangaribuan menambahkan pihaknya masih membuka kontak aktivis untuk gabung. 200-300 aktivitas dan mahasiswa akan ikut dari lintas generasi.
Sekretaris Panitia Rembuk Aktivis Sumsel, Firdaus Hasbullah SH yang juga Ketua Badan Pembinaan OKK (Organisasi Kaderisasi Keanggotaan) DPD Partai Demokrat Sumsel menjelaskan di bulan September ini pihaknya menggelar acara rembuk aktivis Sumsel.
“Rembuk aktivis Sumsel ini tidak hanya terfokus pada aktivis tahun 98 dan aktivis era sekarang. Dimana kegiatan ini selain bersilaturahmi juga bicara Sumsel kedepan,” ujar Firdaus.
Hal ini dilakukan, menurut Firdaus, untuk menjadi kontrol pemerintah dalam hal yang positif. “Ya, dalam rembuk ini dalam artian menghasilkan semua rekomendasi yang tujuannya baik dan bukan untuk memusuhi pemerintah, tujuannya baik, kita membangun kritikan kepada pemerintah sebagai kontrol dan memberikan masukan yang konstruktif kepada pemerintah,” ujarnya.
Panitia lainnya Ade Indra, Sukma Hidayat mengatakan, substansinya kegiatan ini sebetulnya refleksi. Mengingat Pilpres sudah selesai sehingga hendaknya jangan terjebak isu nasional.
“Mari kita fokus di Sumsel karena masih banyak persoalan di Sumsel yang hari ini butuh perhatian kita bersama, ini motip rembug ini, itu akan menjadi isu yang akan kita diskusikan dalam semua perspektif, harapan kita apa yang difokuskan itu akan menjawab tema kita merajuk persatuan dan kesatuan dalam kebersamaan,” katanya.
Sedangkan Bendahara Panitia Rubi Indiarta nantinya akan hadir para aktivis kabupaten/kota se-Sumsel yang akan menggali memberikan kritik bersolusi.
“Hasilnya akan kita telurkan rekomendasi ataupun resolusi. Untuk itu kita ajak seluruh pemerintahan daerah,” kata Rubi.
Aktivis lainnya Charma mengatakan bisa jadi kedepan para aktivis ini akan membentuk Rumah Integritas Aktivis guna menamping aspirasi kalangan aktivis dan mahasiswa ini. (dud/red)
