Elektabilitas Pasangan Ngesti-Amin Unggul Telak Dari 2 Paslon Lain

PRABUMULIH – Elektabilitas pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih nomor urut 03 Ir Hj Suryanti Ngesti Rahayu dan H Mat Amin unggul telak daru dua calon lainnya dengan peroleh 65 persen. Sedangkan H Arlan-rangky Nasril elektabilitas sebesar 21 persen. Untuk pasangan Fikri-Syamdakir Amrullah sebesar 7 persen dan pemilih yang belum menentukan pilihannya masih (swing voter) sebesar 7 persen.

Hasil survei tersebut disampaikan tim peneliti Lingkar Publik Independent (LPI), Khairun Nisya didampingi Ketua Pemenangan Pemilu Partai Golkar Sumsel Dr Hilmin dan Liyus Eka Brahma Saputra SH MKn di ruang Tembesu Cafe kota Palembang, Minggu (17/11/2024).

“Elektabilitas pasangan Ir Hj Suryanti Ngesti Rahayu dan H Mat Amin SAg unggul 65 persen, jaraknya jauh dari pasangan lain yakni 44 persen,” ungkapnya.

Dalam survei itu untuk pasangan H Arlan-Franky Nasril elektabilitas sebesar 21 persen, pasangan H Ardianysah Fikri-Syamdakir Amrullah hanya dipilih sebesar 7 persen dan pemilih yang belum menentukan pilihannya masih sebesar 7 persen (swing votter).

Temuan data di lapangan Pasangan Calon Suryanti Ngesti Rahayu-Mat Amin unggul dalam segala hal, baik secara popularitas, akseptabilitas, Elektabilitas, kinerja Tim Sukses, Pertemuan kandidat, alat peraga kampanye seperti spanduk, baliho, kalender, serta sosialisasi di media sosial mengungguli pasangan calon lainnya.

Dalam sebaran elektabilitas berdasarkan 6 Kecamatan di kota Prabumulih pasangan calon Suryanti Ngesti Rahayu-Mat Amin atau Ngesti – Amin unggul di setiap Kecamatan di Bumi Seinggok Sepemunyian.

Alasan paling banyak yang menjadi dasar pemilih dalam memilih calon Walikota dan Wakil Walikota Prabumulih yaitu perhatian pada rakyat, berpengalaman dipemerintahan dan sudah ada bukti nyata hasil kerjanya, serta pertimbangan visi, misi dan program yang ditawarkan kepada masyarakat.

Tingkat kepuasan masyakat Prabumulih terhadap pelaksanaan pemerintah secara umum mayoritas menilai baik, begitupun juga kepuasan selama menjabat kinerja walikota Prabumulih Ridho Yahya 90 persen lebih dianggap memuaskan.

Hal ini sejalan dengan keingingan masyakat Prabumulih saat ini sebesar 79 persen setuju dan menginginkan jika kepemimpinan Ridho Yahya sebagai walikota dilanjutkan oleh oleh Ir Hj Suryanti Ngesti Rahayu.

Lebih lanjut lembaga survei itu mengungkapkan pengetahuan dan antusiasme masyarakat (pemilih) tentang pelaksanaan Pilkada Prabumulih 27 November 2024 sudah mencapai 95 persen dan hanya 5 persen yang menyatakan belum tahu atau tidak jawab.

Dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa sosialisasi pilkada Prabumulih sudah berjalan dengan sangat baik. Namun penyelenggara pemilu masih harus menyetuh sosialisasi kepada 5 persen masyarakat belum mengetahui pelaksanaan pemilu.

“Proses pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 8-13 November 2024 melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner terstruktur terhadap 400 orang sampel,” lanjutnya.

Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.

Petugas Peneliti lapangan (Surveyor) adalah lulusan sarjana atau masih Mahasiswa.

Tujuan survei untuk melihat persepsi publik tren positif dan negatif terhadap kinerja Pemerintah Kota Prabumulih yang sedang berlangsung.

Menganalisis permasalahan sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat Kota Prabumulih. Mengetahui dan menganalisis peta politik pra pilkada pasangan calon Walikota-Wakil Walikota di Kota Prabumulih yang mengikuti kontestasi Pilkada 2024.

Mengukur tingkat popularitas, liketibilitas, dan elektabilitas pasangan calon yang akan mengikuti proses pilkada 2024.

Untuk mengetahui faktor-faktor penting apa saja yang berkaitan dengan prilaku dan opini publik menjelang pencoblosan Pilkada 27 November 2024.

Riset yang dilakukan oleh LPI mengikuti kaedah-kaedah sebagai berikut; Metode penarikan sampel Stratified random sampling. Jumlah responden minimal 400 (margin of error ± 4-5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen).

Pengumpulan data dengan metode wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner.

Kendali mutu riset pewancara berstatus minimal mahasiswa dan mendapatkan pelatihan.

Wawancara dilakukan kontrol secara sistematis dengan melakukan monitoring chek Phone dan cek ulang dilapangan (spotchek) sebanyak 100 persen dari seluruh responden. (rl)

News Feed