Pimpinan KPK Isi Kuliah Umum di UBL

BANDAR LAMPUNG, MS – Wakil Ketua Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK), Dr Thony Saut Situmorang, MM isi kuliah umum di Universitas Bandar Lampung, Aula Gedung F, Kampus Drs H RM Barusman, Jumat (20/10/2017).

Hadir pada kesempatan itu, Wakil Rektor III, Dr Bambang Hartono, para pejabat KPK, Perwakilan dari Polda Kombes Pol Dr Junaidi Is, serta sekitar 300 mahasiswa yang terdiri dari sebagian besar mahasiswa UBL dan beberapa perwakilan dari UMITRA, IBI Darmajaya, Teknokrat dan UIN Radin Intan. Tema kali ini “Peran KPK Dalam Pemberantasan Korupsi.”

Dr Bambang pada sambutannya mengatakan turut mengapresiasi atas kehadiran dari KPK untuk mengisi kuliah umum di UBL. “Semoga lewat kuliah umum ini kita bisa lebih aktif khususnya dalam hidup yang bersih untuk menghindari pribadi yang koruptif,” ungkapnya.

Dimoderatori oleh Wakil Rektor III yakni Bambang Hartono, Saut Situmorang selaku wakil pimpinan KPK RI mengisi kuliah umum ini. Pada kuliah umum ini, Saut membuka dengan membandingkan sistem pendidikan di negara-negara lain. “Di luar negeri segara bentuk pelanggaran kecil seperti membuang sampah, dan kebut-kebutan langsung ditindak tegas bahkan dibantu pengawasan warga di sana,” katanya.

Ia menambahkan beda di Indonesia segala sesuatu yang kecil justru malah dibiarkan saja. “Jika dengan sedisiplin mungkin sejak dini, tentu saat kita menjadi pejabat negara atau pimpinan tinggi lain justru dapat membuat negara ini menjadi bersih dari kehancuran akibat korupsi,” tegasnya.

“KPK mempunyai pencegahan, koordinasi, supervision dan monitoring,” ungkap lelaki kelahiran Medan Belawan ini.

Ia menjelaskan bahwa KPK merupakan lembaga yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengasruh kekuasan manapun. Saat ini KPK kini membangun sistem integritas nasional. “Ini semua demi tataan hukum dan pembangunan berkelanjutan dari segala aspek kehidupan ketatanegaraan yang dipondasikan bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya demi kualitas hidup yang lebih baik,”jelasnya.

Dikatakan dia, KPK selalu membuat kajian-kajian terkait banyak pimpinan daerah yang ditangkap karena kasus korupsi. Selain itu, lelaki yang juga Dosen Ilmu Kompetitif Intelijen di Universitas Indonseia ini mengatakan bahwa kita harus mempunyai dua tujuan hidup yakni meningkatkan kesejahteraan dan membangun daya saing. “Kita selalu tertinggal, semua ditentukan dari integritas kita, kurangilah buadaya-budaya koruptif seperti ‘ngaret’ dan suka telat. Negara yang makmur saja integritasnya bisa terganggu seperti contohnya di Amerika dengan peristiwa 13 Agustus lalu,” ungkapnya.

Menurut dia, di suatu negara yang mempunyai badan kepolisian yang hebat, kesejahteraan yang hebat namun hal ini bisa rusak tergantung dari pimpinan daerah. “Kenapa orang harus korupsi dan bisa korupsi? Pertanyaan itu selalu dikaji di KPK,” ungkap Dosen Sekolah Tinggi Intelijen Negara ini.

Ia menuturkan terdapat tujuh sector focus terkait pertanyaan tersebut yakni penerimaan negara, politik, kesehatan, infrastruktur, penegak hukum, kedaulatan pangan dan SDA, dan pendidikan. “Seperti kata Pak Tito Kapolri kita bahwa struktur mempengaruhi kultur,” imbuhnya.

Maksudnya adalah suatu pembiaran terhadap suatu hal yang jelek akan menjadikan hal itu justru membudaya hingga turun temurun.

Saut Situmorang mengajak mahasiswa untuk berintegritas dari sekarang. “Jika memang kita tidak bersih sekarang ini, maka untuk para mahasiswa berintegritaslah dari sekarang supaya saat jadi pemimpin ke depan akan bersih dari sifat koruptif. Perilaku masyarakat terkait penuntasan budaya koruptif harus dilakukan secara terus menerus,” pungkasnya.

Ia menegaskan kepada para mahasiswa untuk jangan displin setengah-setengah, justru disiplinlah total.

Para peserta dari mahasiswa hingga antusias bertanya terkait keprihatinan budaya koruptif di negara ini. Sebagai bentuk apresiasi, Wakil Rektor III, Dr Bambang Hartono memberikan cinderamata UBL kepada Wakil Ketua KPK RI, Saut Situmorang. (sal/ril)

News Feed