LUBUKLINGGAU, MS – Ratusan massa salah satu pendukung paslon walikota dan wakil walikota Lubuklinggau menggelar aksi demo di depan kantor kPU Lubuklinggau. Ratusan massa menyampaikan mosi tidak percaya atas keputusan kPU Lubuklinggau yang dinilai merugikan pasangan calon (paslon) yang mereka dukung, pihaknya menuding KPU curang dan tidak indepeden dalam mengambil keputusan.
Rabu (14/2) sekitar pukul 09.00 Wib, ratusan massa meminta klarifikasi atas keputusan yang dinilai mereka merugikan paslon andalannya.
Pantauan dilapangan, sekitar 400 personel gabungan lengkap meliputi TNI, Polri, Brimob, Damkar, Pol PP hingga linmas disiagakan 1 jam sebelum kedatangan massa, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Berselang waktu 15 menit setelah massa berorasi, ternyata massa yang datang tiba-tiba mengamuk dan merasa tidak puas akan keterangan yang diberikan ketua KPU akan tuntutan yang mereka perjuangkan.
Akhirnya massa memaksa menerobos masuk dan menyuarakan untuk membubarkan KPU Lubuklinggau yang dinilai merugikan pasangan calon yang di dukung mereka.
Dorong – dorongan tak terelakan setelah kemauan massa untuk menduduki kantor KPU di halau oleh aparat yang telah berjaga disana. Suasana pun pecah dan mencekam, massa membakar ban dan mulai menghujani aparat dengan lemparan air mineral.
Keputusan aparat pun tepat dengan memukul mundur massa dengan barikade pasukan lengkap dan water canon, serta sesekali menembakan gas air mata dan peluru karet ke arah kerumunan masa.
Massa yang mulai kualahan akibat dihalau personel gabungan mulai mundur dan terpecah dengan menyasar pada lingkungan disekitarnya. Massa anarkis dengan membakar rumah dan memblokir jalan raya. Satu warga dari pendemo terkena tembakan petugas terkapar terkena peluru aparat.
Melihat tindakan anarkis tersebut, personel segera mengeksekusi provokator untuk meredam dan mengkondusif kan kembali suasana di kota Lubuklinggau. Sayangnya hal diatas hanya bagian penggalan kegiatan simulasi pengamanan pilkada Kota Lubuklinggau.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Sunandar didampingi Kaden Brimob Detasemen B Pelopor Petanang, AKBP Eko Yudi menjelaskan bahwa skenario rusuh ini sengaja dibuat sebagai bentuk simulasi untuk melatih personel dalam menghadapi kemungkinan terburuk saat pelaksanaan pengamanan pilkada 2018 ini.
“Kita tetap berharap apa yang disimulasikan ini tidak terjadi di alam nyata, karena apabila situasi ini terjadi maka kita gagal untuk menyukseskan pilkada di Lubuklinggau, bila ini terjadi bukan hanya saya yang dicopot dari jabatan tetapi kaden Brimob, Dandim 0406 MLM juga ikut dicopot,” tegas kapolres.
Namun hal yang seperti ini penting untuk kita laksanakan, sebagai bentuk antisipasi dan latihan untuk personel yang akan bertugas nanti.
“Bentuk latihan agar personel juga tau dalam mengambil sikap dan keputusan saat suasana mulai keruh, semata- mata kita lakukan untuk menyukseskan pilkada di Lbuklinggau, namun harapan nya hal yang kita saksikan bersama ini cukup dalam simulasi saja, tidak terjadi di real nyata yang sebenarnya,” tutupnya. (dhiae)
