PRABUMULIH, MS – Dinas Pertanian, Perternakan, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan (DP4K) Kota Prabumulih mengimbau bagi para masyarakat yang hendak membeli hewan kurban untuk meneliti benar-benar kondisi hewan yang akan untuk dikurbankan.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian, Perternakan, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan (DP4K) Kota Prabumulih, Drs Syamsurizal SP didampingi Kabid Perternakan drh Nora Gustina saat inspeksi mendadak (Sidak) ke seluruh pedagang hewan kurban di Kota Prabumulih, Rabu (7/9).
Menurut dia, penjualan hewan kurban makin marak jelang pelaksanaan hari raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 12 september mendatang. Beragam jenis sapi dan kambing sebagai hewan untuk kurban itu dijajakan di setiap pinggir jalan dan pelosok kota Prabumulih.
” Kita himbau agar masyarakat waspada dengan kesehatan dari hewan kurban yang akan dibeli. Teliti sebelum membeli tetap harus diutamakan agar nantinya tidak mengalami kerugian dengan mengkonsumsi daging dari hewan kurban yang tidak sehat,” ungkapnya.
Dakatakan dia, para pedagang hewan kurban hendaknya tidak menjual hewan kurban yang sakit. “Bila hewan kurban itu keadaan sakit segera laporkan ke Dinas Pertanian, Perternakan, Perkebunan, Perikanan dan KehutananKota Prabumulih. Kita akan datangi kenapa hewan kurban tersebut sakit, karena pastinya tidak layak jual dan dilarang untuk dikonsumsi,” pungkasnya.
Menurut dia, bila mengkonsumsi daging dari hewan yang tidak sehat, tentunya menjadi sumber penyakit. “Kita harapkan hewan yang sakit untuk disingkirkan supaya tidak menulari yang lain,” kata dia.
Syamsurizal menjelaskan, dalam sidak yang dilakukan belum ditemukan hewan kurban yang sakit, sehingga dipastikan hingga saat ini penjualan hewan kurban di Prabumulih masih dalam kategori aman. Meski begitu tim dari DP4K Kota Prabumulih tetap akan melakukan pengawasan rutin setiap harinya hingga H-1.
“Kita akan tetap pantau terus pada setiap harinya dan dalam sidak yang dilakukan hari ini, kita tidak menemukan hewan yang sakit. Tak hanya kesehatan, kecukupan syarat hewan seperti umur dan adminiatrasinya juga jadi fokus kita,” ujarnya.
Senada, Kabid Perternakan, drh Nora Gustina menambahkan, pihaknya juga melakukan pemantauan hewan kurban di masjid – masjid. Karena dikhawatirkan pembelian hewan kurban dilakukan diluar. “Kita pantau terus bahkan sampai hari H, khusus yang di kecamatan kita biasanya dapat laporan dari masing – masing UPTD. Dan rata – ratanya semua melaporkan bahwa hewan kurban dalam keadaan sehat,” tandasnya.
drh Nora meminta masyarakat harus jeli untuk memilih hewan kurban dan yang paling penting lagi ketika pendistribusian daging hewan kurban tersebut. Agar ketika sudah dipotong minimal ukuran setengah kilo perpotong dan tidak terlampau lama, minimal 8 jam setelah penyembelian harus dimanfaatkan.
“Jangan dicampur daging dengan jeroannya, karena jeroan kurang baik untuk kesehatan. Terakhir jangan dimasukkan kedalam kantong kresek warna hitam jadi harus plastik bening, supaya sehat,” imbuhnya. (nor)

Komentar