PRABUMULIH, MS – Belum 1×24 jam, jajaran Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Prabumulih, Minggu (16/10) pukul 11.00 berhasil menangkap Jojo (18) warga Desa Alai Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim. Jojo merupakan pembunuh Widiyan Anggoro alias Danu (16) pelajar yang bersekolah di SMA PGRI Alai yang ditemukan tewas mengenaskan dengan luka tusuk dibagian belakang tubuhnya dan mayatnya dibuang di kebun karet di Desa Sungai Medang, Kecamatan Cambai.
Berdasarkan pengakuan Jojo yang juga pelajar SMA PGRI Alai saat di Polres Prabumulih mengatakan, dirinya nekat membunuh Danu lantaran sakit hati karena mantan pacarnya bernama Siska telah memutusnya dan berpacaran sama Danu. Tak hanya itu, dirinya juga kesal lantaran Danu membohonginya lantaran senjata api rakitan yang dipesannya sama korban belum di kasih. Sementara uang Rp 350 ribu untuk beli senpira telah diberikan sama Danu.
“Aku bunuh Danu itu lantaran sakit hati dan kesal karena pacar aku mutuske aku karena dia berpaling dan pacaran sama Danu. Selain itu senpi yang kupesan tak kunjung datang padahal uangnya telah kuberikan,” terang Jojo, Senin (17/10).
Jojo menambahkan, sebelum membunuh dirinya bersama Ari dan Alfin lalu menjumput Danu dirumahnya. Lalu setelah itu kami pergi ke Prabumulih. Sesampai di jalan saya pingin kencing lalu masuk ke kebun karet dan mengambil pisau yang sudah saya sembunyikan di batang karet.
“Saat kencing itu lah aku ambil pisau yang telah kupersiapkan. Nah saat akan naik motor menuju Prabumulih, diatas motor langsung aku tikam ke dada Danu. Setelah jatuh, aku tikam lagi di leher dan punggungnyo. Setelah kupastike mati aku ambek motornya, lalu kabur. Sementara dua teman aku yang liat aku nikam Danu kabur ketakutan,” terang Danu seraya mengatakan motor korban lalu dititipke sama Efri untuk dijual lagi seharga Rp 1 juta.
Masih kata Jojo setelah membunuh dirinya merasa puas meski ada rasa ketakutan. “Puas bae aku bunuh danu. Meski begitu aku dak biso tidur karena ada raso ketakutan. Waktu polisi datang aku hadapi bae karena sudah tau resikonya,” bebernya.
Sementara itu, Kapolres Prabumulih AKBP Andes Purwanti SE didampingi Kasat Reskrim Iptu Rendra Aditya mengatakan, bedasarkan pengakuan tersangka dirinya saja yang membunuh Danu karena dendam. Pelaku Jojo ditangkap di Desa Alai pada Minggu (16/10) usai adanya penemuan mayat korban pembunuhan yang diketahui bernama Widiyan Anggoro alias Danu. Selain Jojo, pihaknya juga mengamankan seorang penadah motor curian milik korban dan perantaranya.
“Saat ini yang kita amankan ada 4 orang. 3 orang yakni Ari, Efri, Alfin masih kita selidiki perannya apa. Sementara Jojo merupakan pelaku pembunuhan. Untuk Jojo kita kenakan pasal 340 tentang pembunuhan perencanaan dengan hukuman mati. Saat ini kasusnya masih diselidiki untuk mencari tau adakah keterlibatan orang lain. Untuk barang bukti motor korban juga berhasil diamankan,” ujar AKBP Andes Purwanti SE.
Untuk diketahui, masyarakat Kelurahan Sungai Medang Kecamatan Cambai kota Prabumulih Minggu (16/10/2016) sekitar pukul 08.00 mendadak gempar. Pasalnya, ditengah kemeriahan HUT Prabumulih warga menemukan sesosok mayat pelajar yang tewas mengenaskan dengan luka tusukan di beberapa bagian tubuh.
Korban pertama ditemukan di kebun milik Nasrun di Kelurahan Sunga Medang Kecamatan Cambai Prabumulih oleh Hawa (60) warga setempat. Ketika itu Hawa hendak ke kebun untuk menyadap karet. Saat ditemukan jenazah masih menggunakan seragam sekolah pramuka lengkap dengan tas dan sepatu.
Sementara, Bariani yang merupakan ayah dari Widiyan Anggoro alias Danu (16) yang merupakan pelajar tewas dengan luka tusukan di beberapa bagian tubuh mengungkapkan, sebelum ditemukan tak bernyawa anaknya berpamitan tidak pulang ke rumah karena akan menonton pameran HUT kota di taman kota Prabujaya.
“Dia sekolah di PGRI Alai dan ketika berangkat sekolah berpamitan tidak akan pulang atau menginap di rumah teman karena akan menonton pameran HUT kota di Prabujaya,” ungkap Bariani sedih ketika melihat anaknya terbujur kaku di kebun karet warga, Minggu (16/10/2016).
Hal yang sama disampaikan ibu korban yakni Eliani yang mengatakan anak ke dua dari empat bersaudara itu berangkat menggunakan motor yang belum lama dibeli keluarganya. “Itu anak aku, dia pamitan tidak pulang karena mau nonton pameran. Ada apa nak, kenapa kamu meninggal seperti ini,” ungkap Eliani dengan tangis histeris ketika melihat jenazah anaknya dikebun. (nor)
