MUARAENIM, MS – Belum maksimalnya pelayanan Perusahaan Domestik Air Minum (PDAM) Lematang Enim dalam pengadaan air bersih kuat ditenggarai oleh buruknya kualitas air baku di Sungai Enim dan Lematang yang ada di Kabupaten Muaraenim. Hal tersebut diungkapkan Seketaris Daerah Muaraenim, H Hasanudin saat ditemui awak di ruang kerjanya, Selasa (22/8/2017).
Menurut Hasanudin, kualitas air baku di Sungai Enim memburuk sejak beberapa tahun terakhir akibat adanya aktivitas galian C di sepanjang Sungai Lematang Kabupaten Lahat.
“Memang kualitas air baku pengaruhi layanan PDAM kita, penyebabnya sungai sudah banyak tercemar salah satunya karena aktivitas penggalian batu di Lahat,” ujar Sekda.
Sekda mengatakan, aktivitas galian C di kabupaten Lahat sudah melampaui batas. Sebab, disana alat berat dibiarkan menggali sungai selama 24 jam. “Kalau di Kabupaten Muaraenim hal ini sudah dilarang dan tak boleh, bahkan larangan ini sudah dibuatkan Perda-nya,” urainya.
Sebelumnya, polemik kualitas air baku sungai mencuat setelah PDAM Lematang Enim mendapat sorotan tajam dari anggota DPRD Muaraenim. Bahkan beberapa fraksi menyebut, PDAM belum layak mendapat tambahan modal dari APBD Pemkab Muaraenim karena belum mampu meningkatkan kualitas layanan.
Namun, pihak PDAM berkilah bahwa pelayanan mereka dipengaruhi oleh kualitas air baku sungai yang terus-menurus menurun.
Bupati Muara Enim, H Muzakir Sai Sohar, menjelaskan bahwa PDAM Lematang Enim mengambil air baku dari Sungai Lematang dan Sungai Enim yang saat ini kondisinya sudah keruh.
“Hal itu disebabkan pada hulu sungai banyak terdapat perusahaan industri membuat kualitas air baku buruk sehingga turut berdampak terhadap layanan PDAM Lematang Enim,” kata Bupati ketika menjawab pemandangan umum anggota dewan atas nama fraksi terhadap 12 Raperda dalam rapat paripurna, Senin (21/8).
Sehingga, lanjut Bupati, limbah dari hasil tambang mempengaruhi kualitas air baku dan pada saat musim penghujan kekeruhannya bisa mencapai 2000 nephelomatric turbidity (NTU). Untuk melakukan penjernihan PDAM Lematang Enim masih menggunakan bahan kimia tawas.
“Apabila kualitas air bersih akan ditingkatkan, maka perlu menggunakan bahan kimia yang lebih baik dari tawas yaitu aluminium chlorhide (PAC). Apabila dibandingkan dengan PDAM Tirta Musi, kondisi air baku mereka lebih stabil. Sedangkan PDAM Lematang Enim kondisi air bakunya selalu berubah ubah,” jelas Bupati.
Sebelumnya, juru bicara Fraksi Demokrat DPRD Muaraenim, Dwi Windarti menyampaikan kritik pedas kepada manajemen PDAM Lematangenim.
“Seharus PDAM Lematang Enim dapat meningkatkan kualitas produksinya selain mengarah kepada capaian target pelayanan 100-0-100. Kritik ini telah berulang kali kami sampaikan pada setiap kesempatan,” jelas Dwi saat menyampaikan pandangan fraksi terhadap 12 Raperda yang diajukan Bupati, Jumat (18/8).
Apabila dibandingkan dengan kualitas produksi air minum PDAM Musi Palembang, sampai saat ini produksi PDAM Lematang Enim masih jauh untuk dikatakan layak.
“Kami mempertanyakan apa yang menjadi persoalan di PDAM Lematang Enim sehingga kualitas produksinya sampai sekarang belum menunjukkan perbaikan,” tanya Dwi. (dev)