PAGARALAM, MS – Almarhum H Djazuli Kuris selalu bersemangat bekerja merealisasikan obsesi dan ide-ide nya, itu bukan karena yang bersangkutan menyandang predikat pejabat, camat atau kemudian Walikota Pagaralam (periode 2003 – 2013). Hal itu terus dilakukannya bahkan setelah Djazuli Kuris memasuki masa pensiun.
Saat berbincang dengan Abang Herna melalui via whatsapp menjelaskan kebersamaan beliau dengan almarhum Bapak Pembangunan H. Djazuli Kuris.
Dikatakan dia, pada tanggal 1 Oktober 2020, misalnya, Djazuli Kuris melakukan penanaman pertama porang di lahannya dibilangan Airperikan. Separuh dibuat sawah, yang akan dikembangkan menjadi taman wisata, separunya ditanami porang. Bibitnya dibeli dari Jawa dalam bentuk umbi. Sementara bibit pohon sebanyak 10.000 batang dibeli dari Lampung dan ditanam di lahan lainnya.
“Tanaman porang ini sangat menjanjikan Na, kata beliau pada saya,” kenang Herna, Kamis (09/09/2021).
Diceritakan dia, umbi porang sekarang banyak dikembangkan menjadi makanan pokok, obat, kosmetik dan lain-lain. Tapi pengolahannya masih di luar negeri seperti Jepang, Korea dan China.
“Menanam porang juga kabarnya mudah. Tanam umbinya, tiga bulan sudah tumbuh daun. Dari daun itu akan muncul spora, bentuknya seperti kutil. Namanya katak. Jika sudah tua, katak itu lepas dengan sendirinya dan siap menjadi bibit. Sudah laku dijual,” ujarnya sambil mengenang pembicaraan Dzajuli Kuris yang akrab dipanggil Pak Djaz.
Di Pagaralam, yang merintis tanaman porang ternyata bukan Pak Djaz seorang. Ada banyak para petani muda yang juga mengembangkan tanaman itu. Mereka kemudian membentuk komunitas petani porang dan Pak Djaz didaulat menjadi pembina. Seperti biasa, Pak Djaz bersedia dan dengan senang hati.
Empat bulan meninggalkan Pagaralam, dirinya tak mendengar perkembangan tanaman porang ini. Ketika kembali awal September 2021 ini, dirinya cukup terkejut mendapati tanaman porang sudah tak ada di tempatnya. Tak sebatang pun!
Matikah? Atau mungkin hancur diserbu hama kaput?
Menurut keterangan Saharuddin, adik ipar Pak Djaz, tanaman porang yang ada di Airperikan sudah habis dibeli orang.
“Ada pengusaha dari Palembang yang sedang coba mengolah umbi porang. Dia membutuhkan banyak bahan baku. Pengusaha itu senang mengetahui di Pagaralam sudah ada yang mengembangkan tanaman porang,” terang Saharuddin.
Prediksi Pak Djaz – bahwa porang merupakan komoditas yang menjanjikan terbukti. Bahkan jauh lebih cepat dari perkiraan.
Tapi, Allah SWT menentukan segalanya. Pak Djaz sekarang sudah tenang di alam penantian. Tak lagi berurusan dengan porang atau apa pun yang berbau duniawi. Tapi semangatnya untuk memakmurkan petani yang ada di Pagaralam harus terus hidup. Harus terus dihidupkan. (len)

Komentar