PRABUMULIH, MS – Spesialis begal motor yang terkenal sadis dalam beraksi dan licin ketika hendak ditangkap berhasil diringkus polisi. Tersangkanya yakni Miswanderi (31) warga Panukal Kabupaten PALI. Tersangka yang juga menjadi otak spesialis begal motor lintas kabupaten/kota dibekuk tim reskrim Polsek RKT, Prabumulih tengah asik tidur dirumahnya, Selasa (22/11) pukul 04.00 WIB.
Kapolres Prabumulih AKBP Andes Purwanti SE melalui Kapolsek RKT, Ipda Vedria menuturkan, sebelum tertangkapnya tersangka Miswanderi terlebih dahulu anggota polisi berhasil meringkus ketiga temannya yakni Ardiansyah, Wedi dan Juanda.
“Sementara kelompok BM dan AR yang saat ini belum tertangkap masih dalam pengembangan. Miswanderi, BM dan AR terlibat begal di depan Polsek RKT dan di Kecamatan Lubai dan Rambang Kabupaten Muara Enim,” ungkapnya.
Untuk melakukan penangkapan sendiri, pihaknya terpaksa melakukan pengintaian sampai beberapa hari. “Ya, tersangka ini terkenal licin dan selalu berhasil kabur ketika akan ditangkap,” pungkasnya.
Dikatakan mantan Kanit Pidkor Prabumulih ini, pelaku Miswanderi ini sudah banyak terlibat aksi begal di kota Prabumulih dengan laporan polisi ada 4 kali. “Bahkan di wilayah Polsek Lubai ada 1 LP dan Polsek Rambang ada 1 LP yang di wilayah Polres Muara Enim,” jelasnya.
Bahkan, terakhir Miswanderi melakukan begal depan Polsek RKT dan berhasil membawa kabur motor korban yang bernama Hermansyah.
“Pelaku juga sempat merampok motor Syarifudin di Desa Jungai saat korban pulang memancing. Pelaku dalam beraksi selalu menggunakan senpi rakitan dan tak segan-segan menganiaya korbannya,” ujarnya.
Untuk tersangka sendiri akan dikenakan pasal 365 ayat 2. “Ya, ancaman hukuman 12 penjara buat tersangka,” imbuhnya.
Sementara itu, tersangka Miswanderi mengakui perbuatannya itu. “Aku sudah enam kali melakukan begal. Kalau Prabumulih 4 kali melakukan begal motor dan di Muara Enim 2 kali. Kami beraksi selalu mencegat korban di jalanan sepi. Korban kami todong pakai senpi dan kami pukul pakai kayu. Aku juga mempunyai 3 senpi rakitan baik peluru satu, dua ataupun enam,” ungkapnya.
Hasil begal itu, dijual keseorang penadah dengan harga yang bervariasi. “Satu motor kami jual Rp 2 juta dan aku dapat Rp 500 ribu. Uang nya buat kebutuhan anak dan istri,” jelas tersangka.
Diakui dia, dirinya mempunyai dua kelompok dalam melakukan aksi begal. “Waktu begal motor di Lubai korban suami istri, suaminya kami kapak dan istrinya kami perkosa,” akunya. (nor)