Suburkan Tanah dengan Manfaatkan Limbah

LUBUKLINGGAU, MS – Pemanfaatan limbah dan sampah menggunakan bios 44 terus dilakukan serta diterapkan penggunaannya salah satu diantaranya dalam bidang pertanaman dan pertanian untuk wilayah Mura, Lubuklinggau dan Muratara. Penerapan dan pelaksanaan aplikasi menggunakan bios 44 tersebut terus dilakukan Kodim 0406 Mura, Lubuklinggau dan Muratara dengan melibatkan Prof Tamim Pardede.

“Untuk bios sudah kita produksi di Kodim. Silahkan datang ketempat kita. Kita sudah produksi sendiri untuk bios ini, masyarakat yang membutuhkan bisa datang ke kodim untuk mengambil, silahkan,” kata Dandim 0406 Mura, Lubuklinggau dan Muratara, Letkol M Thohir dilokasi agro techno park Lubuklinggau diwilayah lingkar utara Rabu (8/3/2017).

Pihaknya mengaku saat ini sudah menyiapkan sekitar tiga ton atau tiga kontainer bios 44 di Kodim 0406. Bahkan dari jumlah tersebut, bios 44 akan terus diproduksi. “Akan kita sebarkan terutama untuk wilayah Lubuklinggau, Mura dan Muratara. Dan sudah kita laksanakan,” jelasnya.

Sejauh ini, Thohir mengatakan bahwa bios 44 sudah lama dikerjakan pihaknya. “Diwilayah kita, terutama diwilayah Lubuklinggau sebenarnya sudaha lama kita kerjakan. Yang pertama saya terapkan di mianiatur tekno park, yang pertama itu digunakan untuk budidaya ikan. Kolam-kolam yang ada ditempat kita dikomplek Taba Pingin, itu sudah menggunakan bios untuk pembesarannya,” kata Dandim.

Kemudian yang kedua, pihaknya sudah menguji cobakan bios 44 pada tanaman  yang terdapat di mianiatur tekno park. “Itu ada beberapa tanaman yang sudah kita coba dengan menggunakan bios 44 seperti kedelai. Kemudian beberapa tanaman buah, kita sudah gunakan,” timpalnya.

Sementara untuk perkembangan dari pemanfaatan bios 44 tersebut, dikatakan Dandin bahwa sejauh ini sangat signifikan. “Memang saat ini belum berbuah dari percobaan, tapi dilihat dari dahan yang tumbuh, kemudian daun, warna dari daun, sangat berbeda,” bebernya.

Sedangkan Prof Tamim Pardede menjelaskan bahwa bios 44 sebelumnya sudah pernah digunakan untuk penanganan kebakaran lahan hutan dilahan-lahan gambut. Lalu dengan bios 44, apalagi lahan gambut yang PH-nya terlalu asam, otomatis PH-nya menjadi normal. Sehingga menjadi layak tanam. “Artinya, bios 44 cocok untuk diaplikasikan dalam hal tanam menanam,” tegasnya.

Secara tekhnis penerapan dilapangan, penggunaan bios 44 disebar dengan harapan 30 hari setelah itu, tanah akan menjadi bagus. Bios itu diantaranya dicampur dengan bekas-bekas sampah sekaligus untuk mengatasi problem sampah khususnya di Lubuklinggau.

“Makanya dibeberapa peristiwa kita dilahan-lahan bekas tambang yang rusak, kita kasih bios, bisa ditanami,” ujarnya.

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Lubuklinggau, Subandio Amin mengaku pihaknya menggandeng Kodim 0406 sekaligus Prof Tamim Pardede untuk pengembangan program keragaman pangan lestari. Yang mana kemarin program itu di lokasi agro techno park di jalan baruu lingkar utara dengan luas lahan sekitar satu hektar.

“Sehubungan dengan adanya pak Prof, penerapan dan penggunaan bios 44, dicampur dengan tinja, disemprotkan dua minggu, bisa langsung ditanam,” ungkapnya.

Kemudian program keragaman pangan lestari saat ini akan dikembangkan di delapan wilayah kecamatan di Lubuklinggau. “Sudah kita siapkan untuk delapan kecamatan sekitar setengah sampai satu hektar lahan. Rencananya tanam buah-buahan, sayuran, padi dan jagung. Sekarang dalam pengolahan,” pungkasnya. (dhiae)

News Feed