MUSIRAWAS, MS – Pah mah, maafin aak gak bisa jadi anak yang seperti kalian harapkan, maafin aak yang selalu bohong sama kalian. Aak udah gak sanggup lagi untuk jalani hidup ini.
Sepenggal tulisan surat yang ditulis korban David Hanai (22), warga Dusun III, Km 9, Desa Bamasco, Kecamatan Tuah Negeri yang nekat gantung diri hingga membuat nyawanya melayang lantaran merasa menjadi beban orang tua semasa hidup. Korban mengakhiri hidupnya, Senin (29/8) sekitar pukul 08.30 WIB.
Korban yang kini duduk di semester akhir Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Musirawas ini, ditemukan tewas dengan meninggalkan sepucuk surat untuk kedua orang tuanya.
Ia ditemukan dengan kondisi leher terikat dengan seutas tali dan tergantung di kayu plafon rumah, diduga kuat korban memanjat kursi untuk menghabisi nyawanya.
“Kejadian ini baru diketahui setelah orang tuanya pulang dari kebun, melihat rumah dikunci dari dalam, lalu didobrak dan menemukan korban sudah meninggal tergantung,” ungkap Kapolsek Muara Beliti, AKP Safarudin.
Dalam surat terakhirnya, dijelaskan Kapolsek bahwa korban mengungkap alasannya hingga nekat bunuh diri, yakni korban dihinggapi rasa sesal, karena meras menjadi beban didalam keluarga. “Korban meninggalkan sepucuk surat, diduga korban frustasi,” kata Kapolsek.
Bahkan, korban juga menulis supaya foto dirinya semasa hidup, agar bisa dipajang di setiap rumah keluarga dan berpesan kepada kedua adiknya, untuk dapat rajin sekolah. “Personil kita sudah ke TKP dan keluarga korban tidak mau memproses lebih lanjut dan kita pastikan akan langsung dikebumikan,” ungkapnya. (sen)
