oleh

Rio Haryanto Kebanggaan Indonesia

JAKARTA, MS – Dua tahun masa kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden Republik Indonesia, bersama wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Salah satu hal yang paling menyita perhatian dalam dua tahun kepemimpinan Jokowi-JK adalah keberhasilan pembalap kebanggaan Indonesia, Rio Haryanto, menembus Formula One (F1) pada musim 2016 ini.

F1 diketahui sebagai kompetisi balap mobil kelas utama dan paling bergengsi di dunia. Tentu pembalap dari belahan dunia mana pun tentu akan berusaha kuat untuk menembus ke dalamnya, sehingga bisa bersaing dengan para pembalap papan atas dunia. Kamis (13/10).

Keberhasilan meraih posisi empat di akhir musim kompetisi GP2 2015 membuat Rio berani untuk debut di F1. Meski demikian, tidak mudah bagi pembalap yang kini berusia 23 tahun tersebut, bisa berada dalam jejeran para pembalap F1.

Kesulitan dialami ketika Rio harus mengumpulkan dana yang sangat besar agar bisa masuk dalam F1. Tim Manor Racing, selaku tim yang akan dibelanya di F1, meminta Rio untuk membayar uang senilai 15 juta euro (atau saat ini sekira Rp215,6 miliar).

Berbagai cara dilakukan Rio Haryanto agar bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. Selain melalui sponsor, yakni Pertamina, manajemen Rio berusaha menggalang dana dari para fans yang dinamai ‘Sahabat Rio’. Penggalangan dana dibuka dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengirim pesan pendek (sms) yang nantinya dikenai biaya Rp5 ribu per sms.

Tak hanya dari sponsor dan fans, keberhasilan Rio masuk F1 juga dinilai tak terlepas dari bantuan pemerintah. Perwakilan Sahabat Rio menyatakan sangat mengapresiasi bantuan yang sudah diberikan pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi, Wakil Presiden JK, dan Menpora Imam Nahrawi, hingga akhirnya Rio bisa mengikuti F1.

Rio membuka pertarungannya di F1 dengan kurang baik. Di seri pertama yakni GP Australia, putra mantan pembalap Sinyo Haryanto tersebut gagal menyelesaikan balapan hingga akhir. Seri pertama yang diselesaikan hingga tuntas olehnya adalah GP Bahrain, saat itu ia meraih posisi 17.

Di China, Rio finis ke-21. Di seri keempat, GP Rusia, Rio kembali gagal finis. Pada lima seri selanjutnya, Rio selalu mampu finis hingga akhir yakni GP Spanyol (17), GP Monaco (15), GP Kanada (19), GP Eropa (18), dan GP Austria (16). Sayang, di GP Inggris, Rio kembali gagal finis. Beruntung di dua seri selanjutnya, ia mampu kembali finis yakni posisi 21 di GP Hungaria dan 20 di GP Jerman.

Sayangnya, waktu Rio bertarung di F1 2016 tidak lama. GP Jerman merupakan seri terakhir yang diikuti Rio sebagai pembalap F1. Pembalap kelahiran Surakarta tersebut harus menyerahkan posisinya kepada pembalap muda asal Prancis, Esteban Ocon.

Rio dicoret posisinya sebagai pembalap Manor Racing lantaran tidak mampu membayar sisa uang yang disyaratkan Manor. Pria yang ini hanya berstatus sebagai pembalap cadangan Manor tersebut, kurang membayar sebanyak 7,5 juta euro (saat ini sekira Rp107,7 miliar).

Pembalap bertubuh tegap itu kesulitan mendapat sponsor untuk menutup kekurangan biayanya. Pemerintah pun tidak bisa membantu memberikan lantaran rapat kerja yang dilakukan oleh DPR tidak menyetujui adanya pembiayaan untuk Rio dalam anggaran pendapat belanja negara perubahan (APBN-P).

Hal inilah yang cukup disayangkan masyarakat Indonesia. Kini, masyarakat Tanah Air tidak bisa lagi melihat penampilan Rio dalam pertarungan dengan para pembalap F1, seperti Lewis Hamilton, Nico Rosberg, dan Sebastian Vettel, setidaknya hingga musim 2016 usai.

Meski demikian, harapan untuk Rio ikut ambil bagian di F1 2017 masih terus ada. Rio diharap bisa kembali membanggakan Tanah Air di F1, tentunya dengan hasil yang lebih baik ketimbang debutnya di musim 2016. (Oke/In)

News Feed